Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Theresia: Kami Tak Tahu Nasib Kami Nanti

Kompas.com - 19/04/2011, 03:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jenazah Helmy Yohanes Manuputi (33) sampai Selasa (19/4/2011) dini hari masih terbaring di ruang jenazah Rumah Sakit Universitas Kristen, Cawang, Jakarta Timur. Di balik telinga kanannya tampak robekan luka benda tajam yang diduga akibat sangkur.

Lebam di wajahnya merata, membiru. Seluruh tubuhnya hingga batas leher ditutup kain putih. Puluhan rekan mendiang Helmy masih berjaga bersama istri korban, Theresia.

Theresia menggendong putri semata wayangnya yang baru berusia sekitar 3 tahun. Si kecil tampak tidur lelap setelah beberapa jam sebelumnya menangis, gelisah, di gendongan ibunya. "Saya belum tahu nasib hidup kami setelah suami saya meninggal. Mudah-mudahan Tuhan mengulurkan tangan-Nya kepada kami," tutur Theresia.

Mengutip penjelasan suaminya semasa masih hidup, Theresia mengatakan bahwa Helmy bersikap sopan saat menagih utang. "Dia tidak melakukan pelanggaran hukum. Saat debitur mengatakan akan ke kantor menyelesaikan pembayaran cicilan, suami saya pun pamit pulang ke kantor," paparnya.

Helmy meninggal dunia setelah hampir sepekan dirawat di RS UKI karena dianiaya sekelompok orang bersenjata api dan senjata tajam. Ia tewas setelah muntah darah, Senin (18/4/2011) pukul 16.00 WIB.

Penganiayaan terhadap Helmy dan dua rekannya, Aldo Hitipeuw (32) dan Videl Sitanala (27), terjadi pada Senin (11/4/2011) atau pada pekan sebelumnya. Aldo dan Fidel tampak di antara kerumunan teman Helmy. Bagian kanan wajah Fidel tampak masih memar.

Saat hendak dimintai keterangan oleh Unit 4, Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, keduanya menolak karena masih lelah dan terpukul. "Besok aja ya, Pak. Beri kami waktu istirahat dulu," kata salah seorang rekan Aldo.

Tak berapa lama, Aldo dan Fidel menghilang dari kerumunan kawan-kawannya. Kepala Unit 4 Komisaris Rohimat Hari Purnomo pun memahami situasi ini. Ia dan lima anggotanya dengan sabar mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk dilaporkan kepada atasan mereka, Kepala Satuan Jatanras Komisaris Helmy Santika.

Saat berita ini selesai ditulis, rekan-rekan ketiga korban masih terlihat murung. Mereka meminta kepada wartawan agar tidak mengambil gambar meski mengizinkan mewawancara setiap saksi, termasuk Theresia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com