Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato SBY, antara Cita-cita dan Realitas...

Kompas.com - 08/04/2011, 03:52 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui pidatonya di berbagai kesempatan menyatakan prihatin melihat pemborosan anggaran oleh aparat pemerintah. Ia mengajak pimpinan dan anggota lembaga negara, menteri, kepala daerah, dan pejabat negara lainnya menghemat anggaran, minimal 10-20 persen.

Presiden menekankan agar seluruh aparat pemerintah dan pejabat negara meningkatkan kinerja dan mengutamakan masyarakat melalui layanan berkualitas.

Namun, tampaknya pidato Presiden SBY seperti angin lalu. Mungkin saja pidato didengar, tetapi tidak dilaksanakan sungguh-sungguh.

Penghamburan anggaran masih terus dipertontonkan di berbagai sektor dan aras oleh pejabat publik, seperti perjalanan dinas hingga pembangunan sarana kantor yang wah. Contohnya, rencana dan pelaksanaan pembangunan gedung baru DPR, DPD, DPRD, kementerian, dan lembaga pemerintah.

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Rabu (6/4), menegaskan, Presiden tidak akan bosan berpidato. ”Tentu, Presiden akan mengingatkan terus agar tepat sasaran di tiap kementerian dan lembaga,” tandasnya.

Presiden sudah meminta Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto menyisir pemborosan oleh kementerian dan lembaga. Namun, sampai sekarang laporan perkembangan penghematan setiap kementerian dan lembaga belum terdengar.

”Saya baru dengar penghematan justru dari lingkungan Kementerian Sekretariat Negara sebesar Rp 200 miliar lebih,” ujar Julian. Kuntoro saat dihubungi Kompas menyatakan, kajiannya masih terus berjalan dan dikoordinasi langsung Wakil Presiden Boediono.

Soal rencana DPR dan DPD membangun gedung baru, Julian tak mau berkomentar. Alasannya, belum mendapat arahan Presiden SBY. Tetapi, menyangkut pembangunan di tiap kantor kementerian, Presiden selalu mempertanyakan kembali. ”Apakah pantas satu ruangan hanya diisi satu orang eselon I?” ujar Julian.

Presiden juga pernah mengkritik birokrasi yang masih mengada-ada membuat proyek sekadar menghabiskan sisa anggaran menjelang akhir tahun. ”Jangan dibuat-buat dan dihabis-habiskan. Itu salah besar. Jika tak dipakai, sisanya harus dikembalikan,” kata Presiden saat memberikan pengantar rapat terbatas di Kantor Presiden, Oktober 2010.

Namun, pada saat bersamaan, hampir semua instansi pemerintah dan negara tengah bersolek, termasuk lingkungan Istana Kepresidenan. Kalau dinding Istana Negara dicat ulang, maka lantai marmer koridor luar di halaman belakang Istana Wapres diganti. Sejumlah kantor kementerian dan lembaga pemerintah juga direnovasi.

”Itu pekerjaan rutin perawatan bangunan,” dalih seorang pegawai saat ditanya Kompas. Ia tak bisa menjawab saat ditanya bahwa dinding dan lantai marmer itu sebenarnya masih cukup baik jika dipertahankan. Tampaknya, cita-cita belum sejalan dengan realitas... (Suhartono)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com