Magelang, Kompas
Demikian dituturkan Pejabat Pembuat Komitmen Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah Budi Sudirman, Jumat (1/4). Kebijakan ini ditetapkan berdasarkan hasil pengecekan Dinas Bina Marga Jawa Tengah selama dua hari. Kondisi jembatan diketahui masih stabil, kokoh, dan layak dilewati kendaraan roda empat.
Meski demikian, khusus kendaraan roda empat yang bermuatan berat seperti truk dan bus belum diperbolehkan melewati jembatan Kali Pabelan.
”Untuk menghindari terjadi berbagai kemungkinan, lebih aman kendaraan roda empat bermuatan berat baru akan diizinkan melewati jembatan setelah kaki jembatan diperkuat,” ujarnya.
Seperti diberitakan, akibat terjangan lahar dingin, bagian kaki jembatan Kali Pabelan tergerus sepanjang 2,5 meter dan diameter melintang sepanjang 1 meter. Untuk memperkuat kaki jembatan, Dinas Bina Marga Jateng berencana memasang baja pengaman yang menutupi bagian yang tergerus itu.
Dinas Bina Marga Jateng saat ini juga berupaya mengganti satu lajur jembatan Kali Pabelan yang ambrol dengan jembatan rangka baja sepanjang 60 meter, jauh lebih panjang dari jembatan aslinya yang hanya sepanjang 36 meter. Dengan ukuran yang lebih panjang ini, jembatan yang nantinya dipasang tanpa pilar penyangga ini diharapkan dapat ditanamkan lebih kuat di dalam tanah.
Dari Yogyakarta dilaporkan, Pemerintah Kabupaten Sleman saat ini sudah kehabisan dana penanggulangan bencana alam. Padahal, ancaman banjir lahar dingin makin meluas.
Untuk itu, Bupati Sleman Sri Purnomo sedang mengajukan permohonan dana tambahan kepada pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi DIY.
Menurut Sri Purnomo, dana Rp 50 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah dimanfaatkan untuk penanganan masa tanggap darurat Merapi.