Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melatih Kekuatan Perempuan Luar Dalam

Kompas.com - 01/04/2011, 15:42 WIB

KOMPAS.com - Saat keberanian muncul dalam diri, tubuh akan lebih kuat dan bertenaga. Kekuatan dalam diri perempuan inilah yang perlu digali melalui latihan bela diri praktis. Anda tak harus menggeluti ilmu beda diri tingkat tinggi untuk mempertahankan diri. Sejumlah gerakan sederhana yang mengandalkan anggota tubuh dan aksesori yang dipakai sehari-hari juga bisa membantu perempuan melindungi dirinya.

Women Self Defense of Kushin Ryu (WSDK) bisa menjadi pilihan bela diri praktis untuk perempuan. Selain berlatih gerakan bela diri, WSDK juga mengajak perempuan menggali kekuatan dalam dirinya dengan mengubah pola pikir. Komunitas WSDK yang tersebar di Bandung dan Jakarta, bahkan Belanda, mengajak perempuan untuk tak melihat dirinya sebagai mahluk yang lemah, agar berani bersikap melindungi dirinya sendiri.

WSDK adalah inisiatif Shihan (sebutan untuk guru karate) H Sofyan Hambally di dojo (tempat latihan karate) Kopo, Bandung, Jawa Barat. Sofyan (60) bersama istrinya, Elly Rosliati (56), serta ketiga anaknya, mengembangkan aliran karate Kushin Ryu dalam dojonya sejak puluhan tahun silam. Sofyan sendiri adalah atlet karate peraih juara satu kejuaraan karate pertama di Bandung pada 1967. Sementara Elly, adalah murid karate Sofyan yang kemudian disuntingnya sebagai istri. Kecintaan terhadap ilmu bela diri ini menurun kepada ketiga anak mereka, dan Lia Nurlianty, putri sulung mereka, membuktikan kemahirannya berkarate dengan memenangkan berbagai kejuaraan. Lia menjadi juara tiga untuk kejuaraan karate dunia pada 1997 lalu.

Tak puas menularkan ilmu bela diri dalam keluarga, Sofyan bersama keluarganya mengenalkan WSDK ke masyarakat luar. Adalah Lia (36) bersama kedua adiknya, Eko Hendrawan (34), dan Beny Ramdani (29), yang kini meneruskan ide ayahnya memperluas komunitas WSDK. Kalau Lia fokus menggaet anggota WSDK di Kopo, Bandung, lain lagi dengan kedua adiknya. Eko mengembangkan komunitas bela diri praktis ini di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, dan mengenalkan WSDK melalui buku yang ditulisnya, WSDK, Tubuhku, Senjataku. Sedangkan Beny, menularkan seni bela diri ini di Belanda, tempat tinggalnya saat ini.

Latihan WSDK membutuhkan waktu empat kali dalam satu bulan untuk setiap level, dengan waktu latihan 1,5 jam per sesi. Lia menjelaskan terdapat tiga level latihan, yakni basic, intermediate, dan advance. Setiap kali menuntaskan level, anggota akan mendapatkan sertifikat. Biayanya, Rp 300.000 per level.

Bela diri praktis ini bermakna ganda bagi perempuan. Pertama, kaum hawa memiliki bekal ilmu bela diri praktis untuk mencegah atau menyelamatkan diri dari tindakan kriminal seperti pelecehan seksual di jalan raya maupun dalam kendaraan umum. "Kebanyakan anggota yang mengikuti WSDK pernah mengalami pelecehan seksual, karenanya mereka merasa tergerak untuk membentengi diri," tutur Lia kepada Kompas Female.

Manfaat kedua, WSDK melatih perempuan melatih kepekaan dan membangun kekuatan dalam dirinya. "Sebelum dan sesudah latihan dilakukan meditasi. Pelatih akan berbicara lembut untuk memberikan sugesti, sementara peserta melakukan meditasi," jelas Lia.

Eko menuliskan dalam bukunya, sebelum memelajari gerakan teknik dasar WSDK, peserta biasanya disodorkan pertanyaan menyangkut kepercayaan diri, keyakinan, dan mental, yang akhirnya menempatkan perempuan menemukan identitas dirinya. "Kekuatan diri dipengaruhi oleh cara berpikir. Stigma bahwa perempuan adalah mahluk lemah perlu dibuang jauh-jauh," tegasnya.

Sugesti untuk membangun kekuatan dalam diri perempuan ini selalu disertakan dalam latihan. Peserta diajak untuk membangun kekuatan dengan sugesti dan memengaruhi alam bawah sadar dengan pikiran positif. Slogan "lembut bukan berarti lemah, dalam kelembutan tersimpan kekuatan" menjadi pesan utama yang ingin ditanamkan dalam diri peserta.

Latihan bela diri ini memberikan bekal kepada perempuan bukan hanya berupa kekuatan fisik, tetapi juga mental. Misinya, perempuan lebih berani bersikap dan berdaya atas dirinya. Perempuan juga semakin mampu menguatkan dirinya dengan bekal ilmu bela diri praktis. "Selain itu, latihan fisik dalam WSDK juga membuat tubuh fit. Layaknya olahraga, bela diri praktis ini juga bisa melangsingkan tubuh perempuan. Gerakan peregangan yang dilakukan saat pemanasan juga menghasilkan keringat, selain juga melatih pernafasan," tutur Lia.

Perempuan semakin terlengkapi dengan latihan bela diri praktis ini, kuat dan berdaya namun tetap lembut tampak luarnya, itu misinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com