Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting Mana,Gedung DPR atau Gedung KPK?

Kompas.com - 29/03/2011, 21:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para wakil rakyat di Kompleks Parlemen Senayan tengah sibuk dengan rencananya membangun gedung baru setinggi 36 lantai dengan 3 basement dan 1 semi-basement. Anggarannya tak tanggung-tanggung, mencapai Rp 1,138 triliun. Tak hanya DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi juga mengagendakan pembangunan gedung, sesuatu yang belum pernah dilaksanakan sejak berdiri tujuh tahun lalu. Padahal, KPK butuh gedung yang lebih luas untuk menyimpan dokumen penting dan barang bukti sejumlah perkara korupsi yang menumpuk.

Wakil Ketua KPK M Jassin mengatakan, dana yang dibutuhkan untuk pembangunan gedung KPK yang memiliki 8 lantai itu hanya berkisar Rp 90 miliar, jauh lebih kecil dari anggaran gedung DPR. Namun, hingga kini alokasi dana untuk pembangunan gedung KPK tersebut belum ada. Lantas, mana yang lebih dulu pantas mendapat gedung baru?

"Menurut saya by priority (tergantung prioritas) di mana tugas KPK, bagaimana KPK menyelamatkan uang negara, di mana dapat menguntungkan masyarakat. Di mana pemberantasan korupsi ditingkatkan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat," jawab M Jassin ketika ditemui di ruangannya, Gedung KPK, Jl Rasuna Said, Jakarta, Selasa (29/3/2011).

Namun, ketika dimintakan penegasan atas ucapannya, Jassin enggan menilai mana yang lebih penting, pembangunan gedung DPR atau gedung KPK. "Ya semua pentinglah," ujarnya.

Jassin menuturkan, kendati merasa membutuhkan perluasan gedung, pihaknya tidak akan memaksakan diri jika dana pembangunan gedungnya belum tersedia. "Kita tidak bisa memaksakan diri, meski saat ini sudah ada lahan atau gedung. Namun, membuat bangunan kan butuh dana. Jadi, tidak bisa hanya tanah saja yang selama ini belum bisa terwujud untuk pembangunan sendiri," ungkap Jassin.

Apalagi, proses pembebasan lahan untuk perluasan gedung KPK tersebut hingga kini masih mengalami sejumlah kendala. "Belum clear, sebab masih ada pihak yang mendiami tanah itu. Masih ada yang belum bisa dibebaskan (tanahnya) sehingga menghambat alokasi pembangunan itu sendiri, meski alokasi dana itu belum ada sampai sekarang," lanjut Jassin.

Terkait pembangunan gedung DPR,  Jassin mengatakan, pihaknya meminta agar proses pembangunan gedung dapat dilaksanakan secara transparan dan akuntabel. "Syukur-syukur kalau pelaksanaannya memakai jasa elektronik, itu lebih bagus lagi. Bisa diakses oleh semua pihak, masyarakat, dan pemborong proyek gedung tersebut," ujarnya.

KPK, kata Jassin, akan berada di luar ring untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan gedung DPR. "Kami menganjurkan pelaksanaannya itu agar diawasi lembaga di luar KPK. Jadi KPK harus mendudukkan persoalan pada porsinya seperti sudahkah sesuai undang-undang di mana tidak ada yang memerintahkan KPK mengawasi suatu proyek," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com