Earth Hour, Puncak Monas Tetap Menyala

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama pemadaman lampu 60 menit, puncak Monumen Nasional (Monas) sengaja dibiarkan tetap menyala. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menjelaskan, ”api yang berkobar” di puncak Monas adalah simbol semangat yang tak kunjung padam.

”Itu adalah simbol dari api yang tak kunjung padam. Makanya dibiarkan tetap menyala, meski seluruh lampu di sekitarnya dimatikan,” kata Fauzi yang turut dalam kampanye Earth Hour di Balaikota Jakarta, Sabtu (26/3/2011) malam.

Pada kampanye Earth Hour tahun lalu pun replika nyala api berlapis emas di puncak Monas tetap terang. ”Saya mohon masyarakat jangan salah persepsi karena puncak Monas adalah simbol semangat kita,” kata Fauzi.  

Gubernur secara khusus berterima kasih kepada masyarakat yang berpartisipasi dalam kampanye Earth Hour dengan mematikan lampu pada pukul 20.30 -21.30 WIB. ”Ini menunjukkan kepekaan kita terhadap masalah lingkungan dan hemat energi semakin tinggi,” ujarnya. 

Fauzi menjelaskan, kalau saja 10 persen dari warga Jakarta yang jumlahnya 9,6 juta jiwa turut berpartisipasi dengan mematikan dua bola lampu saja di rumahnya, konsumsi listrik Jakarta bisa berkurang hingga 300 megawatt. 

”Saya berharap ini merupakan awal dari perjalanan panjang perubahan gaya hidup. Perayaan sekarang ada tanda plusnya, jadi setelah 60 menit diharapkan akan menjadi gaya hidup warga Jakarta yang hemat akan energi,” tutur Fauzi.

Kampanye Earth Day di Jakarta ditandai dengan pemadaman listrik di lima titik, yakni Monas, Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran HI, Patung Pemuda, dan Jalan Thamrin.