Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Mau Kudeta Pakai Apa?

Kompas.com - 24/03/2011, 13:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai kejadian kekerasan yang terjadi terhadap kelompok minoritas di Tanah Air dicurigai sebagai bagian dari upaya menjatuhkan pemerintah yang dilakukan oleh sekelompok orang yang dimotori sejumlah purnawirawan jenderal. Laporan Al Jazeera menyebutkan, ada sejumlah jenderal purnawirawan yang secara diam-diam mendukung kelompok Islam garis keras untuk memicu kekerasan antarumat beragama. Hal ini bagian dari rencana menggulingkan presiden. Mungkinkah?

Pengamat militer Propatria, Harry Prihartono, meragukan jika ada beberapa nama jenderal purnawirawan yang disebut memiliki kekuatan untuk menggalang penggulingan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Mereka itu hanya kumpulan orang terbuang yang merasa dirinya punya kompetensi, tetapi tidak ada yang melirik. Kalau hanya pengalaman menjadi kepala staf TNI, mau apa? Mau kudeta pakai apa? Sapu lidi?" kata Harry, Kamis (24/3/2011), kepada Kompas.com.

Mereka yang disebut-sebut menggalang kekuatan untuk melakukan kudeta dinilainya tidak memiliki kekuatan ataupun akses untuk memanfaatkan alat-alat negara. Apalagi, sejumlah nama juga merupakan bagian dari rezim masa lalu.

"Mereka juga punya karakter yang sama (dengan penguasa). Kalau katanya jenderal purnawirawan yang akan melakukan kudeta, kenyataannya jenderal-jenderal ini juga berada dalam satu ritme yang sama dengan SBY dan punya agenda pertemuan rutin bersama para purnawirawan. Kalau ada ketidakpuasan wajar, tapi kalau sampai dikelola menjadi kudeta, masih jauh," papar dia.

Oleh karena itu, Harry menyarankan agar isu ini tidak ditanggapi berlebihan oleh pemerintah. "Ini hanya psy war saja," katanya.

Digulirkannya isu ini, menurutnya, juga belum tentu diarahkan kepada SBY sebagai pemimpin negara, tetapi bisa juga ditujukan kepada jenderal purnawirawan yang saat ini duduk di kabinet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Biduan Nayunda Nabila Mengaku Beberapa Kali Diajak Makan SYL

    Biduan Nayunda Nabila Mengaku Beberapa Kali Diajak Makan SYL

    Nasional
    Ketua Komisi X Curiga Biaya Makan Siang Gratis Bakal Diambil dari Dana Pendidikan

    Ketua Komisi X Curiga Biaya Makan Siang Gratis Bakal Diambil dari Dana Pendidikan

    Nasional
    Jampidsus Diadukan ke KPK, Kejagung: Silakan tapi yang Benar Jangan Ngawur

    Jampidsus Diadukan ke KPK, Kejagung: Silakan tapi yang Benar Jangan Ngawur

    Nasional
    Dapat Nomor Pedangdut Nayunda Nabila, SYL Langsung Kirim Stiker di WA

    Dapat Nomor Pedangdut Nayunda Nabila, SYL Langsung Kirim Stiker di WA

    Nasional
    Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

    Putusan Sela Kasus Hakim Agung Gazalba Dinilai Bentuk Pelemahan KPK

    Nasional
    KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

    KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

    Nasional
    Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

    Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

    Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

    Nasional
    Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

    Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

    Nasional
    PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

    PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

    Nasional
    PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

    PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

    Nasional
    Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

    Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

    Nasional
    Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

    Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

    Nasional
    Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

    Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

    Nasional
    Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

    Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com