Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Betapa Buruknya Komunikasi Politik Demokrat

Kompas.com - 10/03/2011, 14:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-usulan hak angket pajak yang kandas di DPR, publik disuguhkan sebuah "drama" tentang koalisi partai politik. Sebuah tontonan yang melelahkan, mulai dari gonjang-ganjing evaluasi koalisi hingga perombakan kabinet (reshuffle).

Meski belum jelas betul ujung ceritanya, keterangan pers yang disampaikan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Rabu (8/3/2011) sore, seperti menyiratkan akhir "drama" ini: tidak ada reshuffle, setidaknya dalam waktu dekat ini.

”Untuk diketahui oleh rakyat Indonesia, hingga saat ini Presiden belum pernah secara resmi berbicara tentang dilaksanakannya reshuffle kabinet dalam waktu dekat, termasuk menyebut nama menteri yang akan diganti dan yang akan mengganti,” kata Sudi Silalahi.

Sehari sebelumnya, Selasa (7/3/2011), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Staf Khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat Heru Lelono membantah nama-nama calon menteri yang beredar di publik menyusul wacana reshuffle.

”Nama-nama yang beredar betul-betul dari publik. Tidak pernah Presiden mengatakan ingin mengganti ini dengan ini,” kata Heru.

Sementara itu, di luar Istana, sejumlah elite Partai Demokrat blak-blakan bicara soal perombakan kabinet. Selasa pekan ini, Ketua Departemen Keuangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Muhammad Ikhsan Modjo didampingi Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla dan Sekretaris Departemen Pemajuan dan Perlindungan HAM DPP Partai Demokrat Rachlan Nashidik bicara kepada pers soal tawaran tiga kursi menteri kepada PDI-P. "Ketiga kursi menteri itu adalah Menko Kesra, Menteri Sosial, dan Menteri BUMN," kata Ihsan.

Sehari setelah itu, Ulil juga bicara kepada pers di Semarang, Jawa Tengah, soal perubahan komposisi kursi di kabinet. Ia menyebutkan, saat ini proses seleksi menteri terkait dengan rencana reshuffle kabinet sudah mulai dilakukan.

Menurut Ulil, jumlah menteri dari Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat serta partai koalisi yang lain akan mengalami perubahan. Partai Golkar dipastikan masih di dalam koalisi, sedangkan PKS kemungkinan masih dipertahankan, tetapi jumlah menterinya akan cukup banyak berkurang.

Hari ini, semua pernyataan di atas kembali dibantah Istana. Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparinga mengatakan, Presiden masih melakukan evaluasi koalisi. "Presiden belum sampai pada perombakan pos-pos (kementerian) dan orang-orangnya," kata Daniel.

Presiden, ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kamis (10/3/2011), menegaskan, dia tak ingin didorong-dorong dalam melakukan perombakan kabinet.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com