Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Menunggu Rekapitulasi Hasil IPO

Kompas.com - 09/02/2011, 03:17 WIB

Jakarta, Kompas - Manajemen PT Garuda Indonesia tetap bersikap optimistis sambil menunggu rekapitulasi hasil penawaran umum saham perdana atau IPO Garuda yang selesai pada Selasa. Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada Jumat (11/2).

Group Chief Financial Officer (CFO) and Executive Vice President (EVP) Corporate Strategy PT Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan menyatakan tidak ada alasan untuk tidak bersikap optimistis atas IPO (initial public offering) Garuda. ”Kami menunggu rekapitulasi hasilnya dari underwriter (penjamin emisi). Rabu ini semua sudah terlihat hasilnya. Kami optimistis,” kata Elisa.

Dari laporan yang diterimanya, menurut Elisa, sepanjang hari kemarin animo masyarakat untuk membeli saham perdana Garuda lebih ramai dibandingkan dengan tiga kesempatan sebelumnya. Kondisi itu juga berlaku di luar Jakarta, seperti di Medan, Surabaya, dan Denpasar.

Harga saham perdana Garuda ditetapkan Rp 750, level terbawah dari kisaran harga Rp 750 per saham-Rp 1.100 per saham. Total saham yang dilepas sebanyak 6,3 miliar lembar atau sekitar 27,98 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh Garuda.

Porsi Garuda sebanyak 4,4 miliar saham senilai Rp 4,7 triliun dan sisanya 1,9 miliar saham senilai Rp 1,42 triliun menjadi milik Bank Mandiri yang notabene memiliki saham di Garuda.

Elisa menolak menanggapi kabar yang menyatakan adanya saham yang dilelang ke para bandar IPO melalui mekanisme block sale pada harga Rp 650 atau lebih rendah dari harga perdana yang ditentukan. ”Lebih baik tidak ditanggapi. Toh barang (saham) itu belum ada di pasar,” katanya.

Pendapat senada diungkapkan Direktur Riset dan Ekuiti Sucorinves Central Gani, Adrian Rusmana. Menurut dia, kabar seperti itu sulit dikonfirmasi dan bisa saja diembuskan supaya menimbulkan persepsi negatif atas saham Garuda di saat pencatatan.

Proses IPO Garuda dilaksanakan oleh tiga perusahaan penjamin emisi, yakni Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas. Tidak ada komentar dari perwakilan ketiga perusahaan itu seputar selesainya proses penawaran IPO Garuda.

Namun, Adrian menilai bahwa kondisi pasar yang cenderung lesu sejak awal tahun ini memang sedikit banyak memengaruhi sentimen ataupun psikologi calon investor terhadap IPO Garuda saat ini. ”Kita bisa lihat sendiri IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) fluktuatif dengan kecenderungan turun. Coba kalau waktu IPO ini sama atau dekat dengan IPO Krakatau Steel, pasti publik akan lebih bergairah,” kata Adrian.

Menurut dia, calon investor tidak perlu panik dengan kondisi pasar yang sedang tidak bersahabat ini. Hal itu karena kondisi aktual Garuda sebagai perusahaan penerbangan nasional yang tergolong prima saat ini dapat menjadi jaminan performa saham perusahaan itu dalam jangka menengah dan panjang.

”IPO Garuda sangat strategis bagi investor mengingat performa perusahaan itu terus meningkat paling tidak selama lima tahun terakhir. Dulu pesawat-pesawat Garuda sering terlambat, tetapi kini kita bisa menyebut Garuda sebagai maskapai kebanggaan nasional,” kata Adrian.

Menurut Adrian, perluasan pasar juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan Garuda semaksimal mungkin, baik secara nasional maupun internasional. Kondisi ini menjadi jaminan bagi investor yang ingin membeli saham Garuda.

”Pasar masih sangat luas, baik dari segi layanan maupun jalur-jalur penerbangan. Maskapai lain, bahkan yang asing saja, dapat memperoleh keuntungan dari pasar di Indonesia. Sudah pasti Garuda bisa memaksimalkan potensinya,” kata Adrian. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com