Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Bertemu Siapa? Itu Lebih Penting!

Kompas.com - 19/01/2011, 09:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Aparat kepolisian kembali diingatkan untuk fokus pada substansi kasus dugaan mafia pajak yang melibatkan mantan pegawai Ditjen Pajak, Gayus Tambunan.

Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil, mengatakan, terungkapnya paspor Guyana dengan wajah mirip Gayus dan istrinya, Milana, bukanlah persoalan utama. Ia mengkritik kepolisian yang lebih memilih untuk memublikasi persoalan paspor dibandingkan substansi kasus itu sendiri. Menurut Nasir, yang terpenting adalah siapa orang yang ditemui dan apa yang diurusnya sehingga bisa bepergian ke luar negeri dengan status sebagai tahanan.

"Polisi tidak boleh hanya mengusut soal paspor karena bukan pokok persoalan. Paspor hanya trik dari orang-orang yang membiayai Gayus selama ini agar isu ini bisa berkembang ke hal-hal yang tidak substansial. Polisi harus mampu melacak ke mana saja Gayus ketika keluar negeri. Apakah ke Bali hanya nonton tenis saja? Ke luar negeri bertemu siapa? Ini penting karena sampai saat ini belum terungkap," kata Nasir kepada Kompas.com, Selasa (18/1/2011) malam.

Ia menilai, sangat mustahil Gayus melenggang ke luar tahanan hanya untuk berlibur. "Kalau tidak diungkap motifnya ke luar negeri, maka ada nada spekulasi negatif terhadap kinerja aparat penegak hukum," ujar politisi PKS ini.

Sumber dana

Selain itu, polisi juga diminta memaparkan secara transparan hasil pengusutan terhadap sumber dana yang menyokong Gayus. Sejak mencuatnya kasus ini, seluruh rekening Gayus dinyatakan sudah diblokir. Untuk membiayai perjalanannya ke negeri, seperti sudah diakui, yaitu ke Makau, Singapura, dan Kuala Lumpur, diyakini dibutuhkan dana yang besar.

"Mungkin relatif susah karena mereka pasti pakai model cash and carry. Tetapi paling tidak, polisi harus mampu mengungkap itu. Hanya bicara paspor bukan hanya hal pokok. Apalagi ada warga negara luar yang membuat paspor Gayus. Mafia paspor sudah lama," kata Nasir.

Pekan depan, Komisi III DPR menjadwalkan menggelar rapat dengan sejumlah mitranya, termasuk kepolisian. Dikatakan Nasir, ia akan mengusulkan agar komisi fokus pada pendalaman perkembangan pengusutan kasus Gayus yang lebih substansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

    Nasional
    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

    Nasional
    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

    Nasional
    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

    Nasional
    'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    "Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

    Nasional
    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

    Nasional
    Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

    Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

    Nasional
    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

    Nasional
    Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

    Nasional
    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

    PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

    Nasional
    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com