SURABAYA, KOMPAS -
Beberapa peserta kongres dari Jawa Timur menyatakan, ada calon menawarkan Rp 10 juta untuk mempertimbangkan dukungan kepada salah satu calon. Sementara pengurus cabang yang sudah setuju mendukung diberikan Rp 30 juta hingga Rp 50 juta oleh salah satu calon. Transaksi itu dilakukan di luar arena kongres di Asrama Haji Surabaya.
Ada pula peserta ditawari Rp 5 juta per suara dalam pemilihan. Peserta dijanjikan bayaran lebih besar jika pemilihan ketua umum sampai memasuki putaran kedua. Dengan setidaknya sudah lima calon mendeklarasikan secara terbuka, kemungkinan pemilihan dua putaran sangat besar. Setiap calon harus didukung minimal 99 suara. Di kongres, total ada 516 suara, yang terdiri dari 482 pengurus cabang dan 34 pengurus wilayah.
Sampai Jumat (14/1) sudah ada Khatibul Umam Wiranu, Chairul Saleh, Marwan Ja’far, Munawar Fuad, dan Mas’ud Candra mendeklarasikan pencalonan secara terbuka. Sementara anggota fraksi Golkar DPR, Nusron Wahid, baru menyatakan sudah mendapat dukungan sejumlah pengurus cabang untuk mencalonkan diri. Namun, ia belum mendeklarasikan pencalonan secara terbuka.
Selain isu suap, peserta kongres juga membahas isi layanan pesan singkat tentang pasokan dana pada salah satu calon, berinisial NW. Calon ini diisukan mendapat dana Rp 100 miliar dari salah seorang tokoh politik untuk maju dalam pemilihan.
Ketika isu ini disampaikan kepada NW, ia menyatakan bahwa isu itu tidak perlu ditanggapi. Jika mendapat dana sebesar itu, ia menyatakan akan menyedekahkan kepada pondok pesantren dan panti asuhan.
Sementara Khatibul Umam mengatakan, tidak akan pernah memanfaatkan uang untuk melakukan transaksi politik. Dukungan dari cabang harus didapat dari pendekatan setiap calon kepada cabang masing-masing. Chairul Saleh mengatakan, politik uang akan merusak proses demokrasi di kongres. Karena itu, para calon harus menjauhi praktik yang merusak demokrasi tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Maskud Chandranegara mengakui pragmatisme mulai menggerus warga Ansor. ”Gerusan pragmatisme memang tinggi,” tuturnya.