Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Tarif KA Dibatalkan Malam Ini

Kompas.com - 08/01/2011, 22:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah membatalkan kembali kenaikan tarif kereta ekonomi yang sebenarnya baru diberlakukan pada Sabtu (8/1/2011) ini. Keputusan itu baru ditentukan Sabtu malam ini setelah pemerintah menganalisis perkembangan di lapangan.

"Begitu pula keputusan yang kami dengar. Kabarnya, ada instruksi dari Istana," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan, Sabtu malam ini, saat dihubungi. Bambang berjanji akan mengumpulkan informasi terakhir Minggu pagi.

Direksi PT Kereta Api Indonesia pun sudah menginstruksikan melalui pesan singkat kepada para Kepala Daerah Operasi dan Kepala Divisi Regional untuk memberlakukan tarif lama mulai Minggu besok. Penundaan kenaikan tarif diprediksi hingga Maret atau April 2011.

Sebelumnya, pada Sabtu ini, tarif kereta ekonomi naik bervariasi berdasarkan jarak, dengan rentang 16-62 persen. Secara nominal kenaikan tarif kelas ekonomi sebenarnya tidak terlalu besar sebab kenaikan tarif KRL ekonomi sebesar 62 persen hanyalah Rp 2.000.  

Standar pelayanan minimum

Peneliti perkeretaapian dari LIPI, Taufik Hidayat, dan Koordinator KRL Mania, Agus Imansyah, berjanji akan menggunakan waktu selama penundaan tarif ini untuk menyusun standar pelayanan minimum (SPM) kereta api.    

Penyusunan akan melibatkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, organisasi KRL Mania, hingga korporasi. Kenaikan tarif tanpa peningkatan pelayanan justru memperburuk citra PT Kereta Api Indonesia.

"Satu-satunya jalan adalah membuat SPM dulu," kata Soegeng Setyo, Chief Executive Officer KATV, sebuah kelompok usaha pendukung perkeretaapian, di bidang media, televisi, dan kafé .   

Pemerhati transportasi Rudy Thehamihardja juga menegaskan akan membantu penyusunan SPM kereta api. SPM adalah titik awal dari membaiknya pelayanan transportasi publik di negara ini. "Tanpa standar, bagaimana kita beranjak dari satu titik pelayanan ke arah sebuah perbaikan," ujar dia.

Senada dengan Rudy, Ketua Forum Masyarakat Perkeretaapian dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mendukung keberadaan SPM kereta api sebelum tarif dinaikkan. "SPM penting agar perkeretaapian tak sekedar dijadikan mainan politik," kata dia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com