Palembang, Kompas
Hal itu dikemukakan dosen FISIP Universitas Sriwijaya, Joko Siswanto, Kamis (23/12), dalam diskusi refleksi akhir tahun bertema ”Catatan atas Proses Demokrasi 2010” yang diselenggarakan Sekolah Demokrasi Ogan Ilir.
Joko mengatakan, peningkatan partisipasi pemilih terlihat berdasarkan data partisipasi pemilih dalam Pilkada Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu, dan Musi Rawas. Kelima kabupaten tersebut sudah melakukan dua kali pilkada, yaitu tahun 2005 dan 2010, sehingga partisipasi pemilihnya dapat dibandingkan.
Menurut Joko, partisipasi pemilih dalam pilkada di Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Ogan Komering Ulu Timur mengalami peningkatan. Namun, partisipasi pemilih pada Pilkada Ogan Komering Ulu dan Musi Rawas menurun. ”Rata-rata partisipasi pemilih dalam pilkada di lima kabupaten itu tahun 2005 adalah 74,99 persen, tetapi pada pilkada tahun 2010 meningkat menjadi 78,76 persen,” ujarnya.
Sementara Pemilu Presiden 2009 tidak begitu banyak menarik perhatian dibandingkan dengan Pemilu Presiden 2004.
Joko mengungkapkan, peningkatan tersebut dikarenakan calon bupati lebih dekat kepada pemilih dibandingkan dengan calon presiden. ”Faktor kandidat sangat menentukan karena pilkada cenderung memilih figur meskipun figur diusung oleh partai politik,” katanya.
Pembicara lainnya, yaitu dosen FISIP Universitas Sriwijaya, Zulkifli Suleman, mengatakan, demokrasi berkembang secara perlahan-lahan. Oleh karena itu, dia optimistis demokrasi di Indonesia akan lebih baik pada tahun- tahun mendatang.
Mantan Panwas Pilkada Ogan Ilir, Sarono Putro Sasmito, mengutarakan, pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten Ogan Ilir juga merupakan buah dari demokrasi.