Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

49 Persen Warga Tolak Rumah Ibadah Lain

Kompas.com - 22/12/2010, 14:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyak warga masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek yang masih keberatan terhadap pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan tempat tinggalnya. Meski demikian, banyak pula yang menerima.

"49,5 persen responden tidak dapat menerima keberadaan rumah ibadah agama lain. Ini adalah angka yang sangat tinggi bagi bangsa Indonesia yang pluralis. Sementara 45 persen lainnya menerima dan 5,5 persen tidak tahu/tidak menjawab," kata peneliti dari Setara Institute, Ismail Hasani, saat membacakan hasil survei Radikalisasi Agama di Jabodetabek dan Jawa Barat, Rabu (22/12/2010) di Jakarta.

Berdasarkan domisili responden, penolakan terhadap rumah ibadah agama lain terjadi di Jakarta Pusat, Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi (62-74 persen). Sementara empat kotamadya lainnya di Provinsi DKI Jakarta cenderung menerimanya (51-60,5 persen).

Soal pendirian rumah ibadah, sebagian besar warga Jabodetabek menilai agar jangan diatur oleh pemerintah atau kalangan pemuka agama saja. "Sebanyak 53,4 persen responden menyatakan, pendirian rumah ibadah perlu diatur sesuai kesepakatan bersama antara pemerintah dan para pemuka agama," kata Ismail.

Ia pun menduga hasil survei ini sejalan dengan keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Dalam FKUB, unsur pemerintah dan unsur masyarakat bergabung memutuskan hal-hal terkait pendirian rumah ibadah.

"Pola ini sangat diharapkan para warga untuk mencapai toleransi dalam hal pendirian rumah ibadah walau Peraturan Bersama Menteri (PBM)-nya tetap diskriminatif," terang Ismail.

Survei yang oleh diadakan Setara Institute pada September-Oktober 2010 ini mengambil 1200 responden yang didominasi oleh kelompok usia 40 tahun ke bawah (70,8 persen). Responden tersebar di Jakarta Pusat (8,3 persen), Jakarta Timur (12,5 persen), Jakarta Utara (12,5 persen), Jakarta Selatan (16,7 persen), dan Jakarta Barat (16,7 persen). Ditambah masing-masing 8,3 persen yang tinggal di Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok.

Dari seluruh responden, 89,2 persennya beragama Islam, diikuti Protestan (5,2 persen), Katolik (3,7 persen), Hindu (0,2 persen), dan Buddha (1,2 persen) serta Konghucu (0,1 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com