Jakarta, Kompas -
Peresmian pemancar televisi digital itu dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stasiun TVRI, Senayan, Jakarta, Selasa (21/12). Hadir dalam acara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Mendiknas Mohammad
Dalam sambutannya, Presiden berharap TVRI dapat kembali menjadi rujukan dan kebanggaan rakyat di Tanah Air. Dengan lompatan teknologi, diharapkan meningkatkan pula semangat dan kinerja jajaran TVRI di seluruh Indonesia.
”TVRI adalah anak kandung revolusi. Sebab, TVRI diresmikan presiden pertama kita Bung Karno tahun 60-an. TVRI juga agen pembangunan dan pembaruan, sampai pada tingkatan sekarang pun ikut melakukan transformasi, migrasi atau hijrah menuju tingkatannya yang lebih tinggi lagi,” tutur Presiden.
Menurut Presiden, peresmian pemancar televisi digital TVRI merupakan babak baru dan langkah maju bagi TVRI untuk meningkatkan kualitas siarannya agar terus tumbuh menjadi lembaga penyiaran publik yang makin kredibel, andal, dan dicintai pemirsanya.
Presiden mengakui tidak mudah bagi TVRI sekarang ini untuk menjaga netralitas, independensi, dan tidak komersial. Namun, hal itu komitmen yang harus diwujudkan dan dicapai.
”Akan tetapi, yang jelas, untuk kita, untuk TVRI, pemberitaan itu harus yang seimbang dan
Presiden Yudhoyono juga mengingatkan agar TVRI tidak boleh memanipulasi hal yang belum baik dikatakan baik. Demikian pula sebaliknya.
Lebih jauh, Presiden Yudhoyono mengaku sering geregetan jika menyaksikan tayangan televisi negeri tetangga, seperti News Asia (Singapura), Arirang (Korea Selatan), dan CCTV (China).