Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Sehat, Donor Darah Dong...

Kompas.com - 01/12/2010, 02:29 WIB

”Trisakti terkenal dengan kampus yang berkorban darah untuk reformasi. Darah mahasiswa (tahun 1998) tumpah ke tanah. Kini, darah itu jangan biarkan tumpah ke tanah, donorkan untuk kemanusiaan....”

Ucapan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) M Jusuf Kalla saat meresmikan Gerai Donor Darah di Universitas Trisakti Jakarta, Selasa (30/11), bisa memotivasi civitas academica Universitas Trisakti. Mulai dari dosen, mahasiswa, hingga karyawan dengan sangat antusias mendonorkan darah mereka.

”Saya sangat tersentuh dengan ucapan Pak Jusuf Kalla. Ternyata persediaan darah di PMI sangat terbatas, sedangkan masyarakat yang membutuhkan sangat banyak,” kata Esperanza Tiara, mahasiswi semester pertama Fakultas Seni Rupa dan Desain Trisakti yang baru pertama kali mendonorkan darahnya. ”Mudah-mudahan darah saya bisa menyelamatkan nyawa orang lain,” tambahnya.

Asri, teman Tiara, juga pertama kali donor darah. ”Ingin mencoba donor darah, semoga kelak bisa rutin, apalagi sudah ada gerainya di kampus. Ada kebanggaan, bisa berbuat untuk kemanusiaan. Siapa tahu bisa jadi gaya hidup sebagaimana yang diharapkan Pak Jusuf Kalla,” katanya.

Senada dengan itu dikemukakan Siti Khadijah, anggota staf Dana Pensiun Trisakti, serta Fenti Rahayu, Yusnawati, dan Marnoen Sani. ”Tidak hanya kami yang mendonorkan darah jadi sehat, orang yang membutuhkan juga menjadi sehat, bahkan jiwanya terselamatkan,” kata Fenti.

Jika sebagian besar mahasiswa pertama kali ikut donor darah, maka separuh lainnya sudah menjadikan donor darah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari gaya hidup sehat. ”Jika ingin hidup sehat, sumbangkan darah,” kata Sugeng, anggota staf Biro Kemahasiswaan, yang sudah 15 kali donor darah.

Gede Bagus Wirawan, mahasiswa semester V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, yang sudah tiga kali donor darah mengatakan, ”Saya akan jadikan donor darah sebagai sebuah keharusan dalam hidup sehat. Kita sehat, orang lain tertolong.”

Saling menguntungkan

Menurut Rektor Universitas Trisakti Thoby Mutis, dibukanya Gerai Donor Darah merupakan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Aksi jemput bola PMI ini semakin mendekatkan donor darah pada masyarakat, terutama kalangan mahasiswa. Mahasiswa dan kalangan kampus lainnya diuntungkan sebab semakin dekat mendonorkan darahnya.

Jusuf Kalla menjelaskan, kenapa kampus diajak bekerja sama, karena di kampus terdapat belasan ribu bahkan puluhan ribu generasi muda yang usianya 20-an tahun. Kalla menyatakan yakin, mahasiswa sehat dan kualitas darahnya sangat baik, serta semua donor bebas HIV/AIDS dan narkoba.

Menurut Kalla, dengan adanya Gerai Donor Darah di tengah mahasiswa, aksi menyumbangkan darah diharapkan bisa menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda. Selain menyehatkan, donor darah itu gaya untuk dilakukan.

Gerai Donor Darah di Universitas Trisakti merupakan gerai kedua yang dibuka di kampus, sebelumnya di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ada juga di mal

Jusuf Kalla menjelaskan, sekarang ini minat donor darah luar biasa. Di DKI Jakarta, sekitar 30 mobil unit habis dipesan setiap hari. Untuk terlaksananya kegiatan donor darah, peminat harus memesan dua bulan sebelumnya.

Karena itu, Gerai Donor Darah diperbanyak. Sasaran tidak hanya kampus perguruan tinggi, tetapi juga pusat perbelanjaan, mal.

Sampai saat ini sudah ada lima mal yang membuka Gerai Donor Darah, yaitu Mal Senayan City dan Tanah Abang di Jakarta, Mal Metropolitan (Bekasi), Mal Tunjungan Plaza (Surabaya), dan Mal Mari Plaza (Makassar). ”Persediaan darah ke depan harus mencukupi kebutuhan empat hari. Kondisi sekarang baru mencukupi kebutuhan dua hari,” kata Kalla.

Secara nasional, kebutuhan darah mencapai 4,8 juta kantong darah setiap tahunnya. Dibukanya gerai-gerai donor darah di kampus dan mal menjadi salah satu antisipasi PMI untuk memenuhi kebutuhan kantong darah yang diperlukan.

Dijelaskan, jika donor darah sebagai gaya hidup, maka ada peluang peningkatan persediaan darah. Penyediaan darah oleh PMI baru tercapai 0,7 persen dari jumlah penduduk. Konkretnya sebanyak 1,9 juta kantong pada tahun 2009. Jumlah itu hanya mencukupi untuk persediaan darah selama dua hari. Pencapaian ini jauh dari target Organisasi Kesehatan Dunia yang 2 persen jumlah penduduk atau 4 juta kantong per tahun dan persediaan darah mencukupi kebutuhan 4 hari. Jadi, masih kurang sekitar 2,9 juta kantong.

Mudah-mudahan dengan dibukanya Gerai Donor Darah di kampus dan mal, kekurangan itu bisa dipenuhi. ”Gak donor, gak gaul...,” kata seorang mahasiswa.

(YURNALDI/FRANSISCA ROMANA NINIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com