Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasional BST Banyak Kendala

Kompas.com - 30/11/2010, 04:22 WIB

Solo, Kompas - Operasional bus Batik Solo Trans (BST) yang dimaksudkan sebagai sarana transportasi massal yang andal masih menghadapi sejumlah kendala. Hingga saat ini, tingkat keterisian penumpang BST baru sekitar 60 persen dari target.

Kondisi ini menyebabkan Perum Damri selaku pihak operator BST, masih harus menanggung kerugian.

Kepala Unit Bus Kota Perum Damri Surakarta Irwanto, Senin (29/11), mengatakan, tiga hal yang menjadi kendala operasional BST adalah belum idealnya jumlah halte (shelter), pola pikir masyarakat, dan jumlah angkutan lain pada rute yang sama.

Menurut Irwanto, idealnya jarak antarhalte setidaknya 800 meter. Saat ini, jarak antarhalte lebih dari 800 meter, bahkan ada yang sampai beberapa kilometer. Saat ini dari kebutuhan 51 halte baru terpenuhi 38 halte.

Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan masyarakat yang biasa naik dan turun angkutan umum di mana saja, padahal seharusnya untuk naik turun BST di halte.

Irwanto mengungkapkan, rata-rata keterisian penumpang saat ini 14 orang setiap keberangkatan bus. Padahal untuk mencapai tutup biaya operasional (BEP) setidaknya harus diisi 27 penumpang. ”Ada waktu puncak di mana penumpang bisa mencapai 21 orang, tapi ada juga yang hanya 2-3 penumpang saja setiap perjalanan bus,” katanya.

Dalam kondisi seperti itu, Perum Damri harus menanggung kerugian Rp 110 juta, belum termasuk angka penyusutan. Meski demikian, kata Irwanto, pihaknya tetap berkomitmen mengoperasikan BST karena tugas dari Kementerian Perhubungan yang dulu menjalin kesepakatan dengan Perum Damri dan Pemerintah Kota Solo. Untuk menekan kerugian, akan dilakukan efisiensi pada pos-pos tertentu, kecuali pos gaji pegawai dan perawatan. ”Harapan kami, sosialisasi lebih ditingkatkan dan jumlah angkutan pada rute yang sama dibatasi sehingga persaingan tetap sehat,” kata Irwanto.

Ditambah Februari 2011

Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo Yosca Herman Soedrajad, menjanjikan penambahan halte dilakukan Februari 2011, seiring cairnya anggaran APBD 2011. Untuk mengubah pola pikir masyarakat, diakuinya, bukan hal mudah. Sepanjang November-Desember 2010 akan ada iklan di televisi lokal, tentang tata cara naik dan turun BST yang harus melalui halte.

Untuk angkutan lain pada rute yang sama, hanya akan diberlakukan perpanjangan izin dan tidak diperkenankan meremajakan armada. (eki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com