Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Tunda Bikin Kamar Seks di Penjara

Kompas.com - 20/11/2010, 05:48 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Pengamat hukum dari Universitas Sumatera Utara, Dr Pedastaren Tarigan, mendesak agar pemerintah tidak perlu menunda lagi pembangunan kamar khusus aktivitas seksual bagi para narapidana, baik di lembaga pemasyarakatan maupun rumah tahanan negara.

"Kamar tersebut dapat secepatnya direalisasikan, mengingat warga binaan pemasyarakatan di lapas dan rutan juga manusia yang memerlukan hubungan biologis itu," kata Pedastaren di Medan, Jumat (19/11/2010).

Hal tersebut dia tegaskan untuk mengomentari Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar yang kurang setuju dengan pendirian kamar aktivitas seksual, baik di lapas maupun rutan karena akan dijadikan bisnis.

Padahal, Wakil Ketua DPR Bidang Hukum Priyo Budi Santoso menyetujui kamar tersebut untuk penyaluran hasrat biologis para narapidana itu.

Pedastaren mengatakan, warga binaan atau napi yang sedang menjalani hukuman itu juga manusia dan hasrat biologis mereka perlu diperhatikan. Dengan demikian, menurut dia, warga binaan tersebut tetap dalam keadaan sehat, baik fisik maupun pikirannya.

"Napi itu juga bisa mengalami gangguan kesehatan karena tidak pernah lagi melakukan hubungan biologis," kata dosen Fakultas Hukum itu. Oleh karena itu, menurutnya, banyaknya napi yang sakit diduga karena jarang memenuhi kebutuhan biologis tersebut.

"Wajar napi melakukan hal itu. Mereka juga manusia yang normal. Kegiatan tersebut tentunya sangat baik untuk kesehatan bagi manusia," kata Pedastaren.

Menurut dia, kamar khusus tersebut tentu perlu pengawasan yang ekstra ketat dari petugas institusi hukum. Tentunya, warga binaan yang melakukan hubungan biologis itu telah bersuami-istri. Lain dari itu tidak dibenarkan.

"Ini harus ada pengaturan yang jelas sehingga tidak terjadi penyalahgunaan tempat tersebut atau dibisniskan pula oleh oknum petugas," ujarnya.

Pedastaren mengatakan, pendirian bangunan tersebut jangan sampai menimbulkan kesan negatif atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga mencoreng nama baik Kementerian Hukum dan HAM.

"Kementerian Hukum dan HAM harus benar-benar mengawasi ketat sehingga tidak terjadi penyimpangan atau adanya oknum petugas yang sengaja mencari keuntungan. Ini harus dapat dicegah," kata Pedastaren.

Lazim diketahui, kamar khusus tersebut secara formal tidak diakomodasikan di semua bui di Indonesia. Namun, hal itu diduga memiliki dampak antara lain aktivitas seksual normal antara narapidana dan pasangan penjenguknya di ruang besuk, aktivitas seksual menyimpang antarnarapidana di sel, sampai peluang bagi para sipir untuk mengutip uang jika narapidana ingin keluar bui demi berhubungan seksual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Nasional
Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Nasional
Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Nasional
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Nasional
Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Nasional
Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Nasional
Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Nasional
Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Nasional
DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

Nasional
Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Kolaborasi Pertamax Turbo dan Sean Gelael Berhasil Antarkan Team WRT 31 Naik Podium di Le Mans

Nasional
Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Dorong Pembentukan Pansus, Anggota Timwas Haji DPR RI Soroti Alih Kuota Tambahan Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Timwas Haji DPR Desak Pembentukan Pansus untuk Evaluasi Penyelenggaraan Haji secara Menyeluruh

Nasional
Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Puan Sebut DPR Akan Bentuk Pansus Haji, Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024

Nasional
Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Timwas Haji DPR Imbau Pemerintah Tingkatkan Kenyamanan Jemaah Haji Saat Lempar Jumrah di Mina

Nasional
Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Sandiaga: Sekarang Ekonomi Dirasakan Berat, Harga-harga Bebani Masyarakat...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com