Bukittinggi, Kompas -
”Dari hasil pemeriksaan tersangka dan olah TKP (tempat kejadian perkara) di rumah tersangka Rahmat, komplotan perampok mesin ATM (anjungan tunai mandiri) di Kampus Universitas Bung Hatta, Padang, ternyata juga terkait dengan kasus perampokan di sejumlah toko emas, khususnya di Kota Solok (Sumbar),” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) Ajun Komisaris Besar AB Kawedar saat dikonfirmasi dari Bukittinggi, Jumat (1/10).
Polisi, lanjutnya, berhasil menemukan dan menyita barang bukti baru dari rumah tersangka Rahmat, yakni beragam perlengkapan untuk memotong besi, seperti gerinda, gergaji besi, dan palu godam. Setelah diteliti, ternyata barang bukti itu sama dengan yang digunakan merampok sejumlah toko emas di Kota Solok beberapa waktu lalu. Rahmat juga sudah mengakui, rekan-rekannya pernah merampok di sejumlah toko emas awal 2010.
”Ini tentunya fakta serius yang harus diwaspadai. Bisa demikian karena modus inilah yang diduga kuat dipakai jaringan teroris untuk mendapatkan dana. Tetapi ingat, polisi belum menyimpulkan jaringan ini terlibat teroris. Namun, sinyalemen itu menguat setelah ada temuan bukti baru,” katanya.
Berdasarkan data Polda Sumbar, kejahatan yang dilakukan
Hingga kemarin, menurut Kawedar, polisi belum menemukan jawaban dari pertanyaan terpenting, yakni ke mana larinya semua uang hasil rampokan