Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyalemen Terorisme Makin Kuat

Kompas.com - 02/10/2010, 04:01 WIB

Bukittinggi, Kompas - Sinyalemen keterlibatan kawanan perampok pembobol ATM di Kota Padang, Sumatera Barat, dengan jaringan terorisme mulai menguat. Hal ini didasarkan bukti baru serta pengakuan tersangka tentang aksi mereka yang tidak hanya sebatas membobol mesin ATM, tetapi juga merampok sejumlah toko emas di Sumbar.

”Dari hasil pemeriksaan tersangka dan olah TKP (tempat kejadian perkara) di rumah tersangka Rahmat, komplotan perampok mesin ATM (anjungan tunai mandiri) di Kampus Universitas Bung Hatta, Padang, ternyata juga terkait dengan kasus perampokan di sejumlah toko emas, khususnya di Kota Solok (Sumbar),” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) Ajun Komisaris Besar AB Kawedar saat dikonfirmasi dari Bukittinggi, Jumat (1/10).

Polisi, lanjutnya, berhasil menemukan dan menyita barang bukti baru dari rumah tersangka Rahmat, yakni beragam perlengkapan untuk memotong besi, seperti gerinda, gergaji besi, dan palu godam. Setelah diteliti, ternyata barang bukti itu sama dengan yang digunakan merampok sejumlah toko emas di Kota Solok beberapa waktu lalu. Rahmat juga sudah mengakui, rekan-rekannya pernah merampok di sejumlah toko emas awal 2010.

”Ini tentunya fakta serius yang harus diwaspadai. Bisa demikian karena modus inilah yang diduga kuat dipakai jaringan teroris untuk mendapatkan dana. Tetapi ingat, polisi belum menyimpulkan jaringan ini terlibat teroris. Namun, sinyalemen itu menguat setelah ada temuan bukti baru,” katanya.

Berdasarkan data Polda Sumbar, kejahatan yang dilakukan kawanan perampok itu adalah pembobolan brankas ATM Citibank Kota Padang senilai 300 juta (akhir tahun 2009), pembobolan brankas ATM BNI di Kampus Universitas Andalas yang berisi uang Rp 500 juta (April 2010), pembobolan brankas yang berisi uang Rp 170 juta di kantor PT Telkom Kota Padang (Agustus 2010), dan pembobolan mesin ATM Bank Nagari dan Bank Bukopin di Kampus Universitas Bung Hatta, Padang, senilai Rp 350 juta (September 2010). Kasus lainnya adalah perampokan sedikitnya di lima toko emas di Kota Solok dalam waktu lima bulan berturut-turut, Januari-Mei 2010.

Hingga kemarin, menurut Kawedar, polisi belum menemukan jawaban dari pertanyaan terpenting, yakni ke mana larinya semua uang hasil rampokan itu. ”Pertanyaan ini bisa terungkap jika dua buronan, Iwan Gonggong (30) dan Rahmat (30), bisa tertangkap hidup-hidup,” katanya. (ONI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com