Suasana Jumat malam, 14 April 2000, di Hotel Melia Havana, Kuba, sangat romantis. Di halaman depan yang luas, tampak para muda mudi sedang bermesraan. Pemandangan ini bisa dinikmati dari kamar-kamar para wartawan Indonesia yang sedang siap-siap untuk meninggalkan Havana.
Keasyikan ini terpecah ketika kepala protokol istana presiden Republik Indonesia, Wahyu Moeryadi, menelepon dan memberi tahu para wartawan agar segera datang ke kamar Presiden Abdurrahman Wahid dan Ny Shinta Nuriyah.
”Cepat datang, Presiden Castro mendatangi Gus Dur,” kata Wahyu. Para wartawan berhamburan keluar kamar dan menuju ke kamar Gus Dur. Ketika para wartawan sampai, Fidel Castro sedang pamitan untuk meninggalkan kamar Gus Dur. Wajah pemimpin Kuba yang berewokan dan tinggi besar ini tampak masih berhiaskan tawa.
Lalu Gus Dur bercerita tentang pertemuan mendadak dengan Castro. Ketika tiba di Havana, Selasa (11/4/2000), Gus Dur tidak disambut Castro yang sedang sibuk mempersiapkan diri memimpin Konferensi Tingkat Tinggi Nonblok. Sebagai ganti, Castro datang ke hotel tempat Gus Dur menginap.
Ketika Castro datang, Gus Dur sedang mendengarkan kaset wayang kulit. ”Seperti raksasa yang datang,” ujar Wahyu melukiskan kedatangan Castro.
Dalam pertemuan selama 40 menit, Gus Dur bercerita kepada para wartawan, ”Saya sempat bercanda tentang sifat para presiden Indonesia.”
”Saya bercanda tentang para presiden Indonesia karena Castro mengatakan kagum pada presiden Indonesia yang memimpin 200 juta orang. Castro sendiri mengatakan pusing sekali memimpin 13 juta penduduk Kuba.”
Menurut canda Gus Dur, presiden pertama RI tergila-gila pada perempuan, presiden kedua tergila-gila harta, presiden ketiga gila betulan, dan yang keempat membikin orang lain gila. Lalu Castro mengatakan, ”Mungkin saya seperti presiden ketiga Indonesia.” Lalu Gus Dur mengatakan, ”Tidak, Anda seperti yang keempat.” Castro pun terbahak-bahak.
Bukan hanya lawakan Gus Dur yang menjadi daya tarik malam itu. Karena terburu-buru untuk datang ke kamar Gus Dur, tidak semua wartawan Indonesia sempat berpakaian rapi.
Seorang wartawati dari stasiun televisi Indonesia yang mengumumkan diri bergerak di bidang pendidikan hanya sempat mengenakan pakaian seadanya. Perawakan sang wartawati besar, gempal,
Petugas keamanan presiden Indonesia yang berdiri di samping wartawati itu sempat mengatakan, ”Waduh, saya sampai
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.