Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK dan Hasyim Tutup Temu Tani

Kompas.com - 02/07/2010, 19:08 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Musadi, Jumat (2/7/2010) didaulat menutup kegiatan temu tani dan nelayan binaan Muhammadiyah yang berlangsung di Gedung PPPTK Matematika Sleman.

"Harapan saya temu tani dan nelayan ini memberi manfaat bagi masyarakat, saya juga ingin memberikan ucapan selamat melaksanakan muktamar dan saya secara resmi menutup pertemuan tani ini," kata Jusuf Kalla.

Pertemuan tani dan nelayan yang berasal dari 70 kabupaten di Indonesia yang diselenggarakan menjelang Muktamar ke 46 Muhammadiyah ini berhasil merusmuskan sejumlah keputusan.

"Ada beberapa keputusan penting yang dihasilkan dari pertemuan ini yakni terbentuknya forum komunikasi petani dan nelayan Indonesia atau Fortani yang menjadi wadah bagi jaringan petani dan nelayan Muhammadiyah," kata Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah Said Tuhuleley.

Menurut dia, selain sebagai advokasi petani dan nelayan yang berkaitan dengan hak-hak petani dan nelayan Fortani ini juga memiliki tugas mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomi produktif dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan.

"Pertemuan ini juga keputusan untuk merubah tata kelola dan budaya tani dari bercocok tanam secara kimiawi menjadi pertanian yang ramah lingkungan atau organik serta ragam teknologi tepat guna yang diinisiasi dan dikembangkan di tingkat lokal seperti teknologi pupuk kocor dan organik, pengolahan limbah sawit dan tongkol jagung serta teknologi keramba ikan laut," katanya.

Ia mengatakan, dalam lima tahun ini MPM sudah masuk ke bidang advokasi namun belum berjalan maksimal.

"Prioritas ketiga dalam pemberdayaan masyarakat yakni pendampingan buruh dan terakhir tentang pemberdayaan diffable," katanya.

Said mengatakan, model yang dikembangkan dalam pemberdayaan petani yaitu melakukan system integrated farming, yaitu pertanian terpadu dengan peternakan sehingga limbah pertanian bisa untuk pakan ternak dan kotoran ternak bisa untuk pupuk organik.

"Apalagi kondisi tanah petani Indonesia kualitas menurun, kandungan pestisida banyak dan tidak laku di pasar international," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com