Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Aspirasi Langgar UU Keuangan Negara

Kompas.com - 06/06/2010, 16:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gagasan dana aspirasi sebesar Rp 15 miliar untuk masing-masing anggota DPR dinilai menyalahi asas dan ketentuan mengenai penganggaran negara. Jika terealisasi, alokasi dana ini jelas melanggar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Keuangan Negara.

"Jika mengacu kepada UU Nomor 17 Tahun 2005 tentang Keuangan Negara maka jelas bahwa usulan penganggaran Rp 15 miliar telah melanggar ketentuan dan asas penganggaran negara," kata Roy Salam, Peneliti Indonesia Budget Center (IBC), dalam jumpa pers di Kantor ICW, Minggu (6/6/2010).

Selain IBC, turut hadir sejumlah LSM lainnya, antara lain, Indonesia Corruption Watch (ICW), Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Budget Center (IBC), dan The Initiative Institute-Indonesia Parliament Center (IPC).

Ia menjelaskan, dalam Pasal 3 UU Nomor 17 Tahun 2005 disebutkan, keuangan negara harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab. "Dengan anggota DPR diberi dana aspirasi, maka ini kan tidak sesuai dengan asas transparan dan bertanggung jawab. Mekanisme kontrolnya tentu sulit," tuturnya.

Roy menyebutkan, jika dana tersebut terealisasi maka akan menyedot banyak uang negara. Dengan perhitungan satu anggota Dewan menghabiskan Rp 15 miliar, maka secara keseluruhan akan menguras APBN sebesar Rp 8,4 triliun. "Ini jelas tidak efisien dan cenderung memboroskan anggaran negara," kata dia.

Sementara Peneliti Bidang Politik ICW Abdullah Dahlan mengatakan, selain menyalahi aturan, dana aspirasi akan sangat rawan penyelewengan di tingkat bawahnya. Menurutnya, belum tentu program dari dana tersebut dapat diterima langsung oleh masyarakat. "Bisa jadi hanya diterima oleh tim suksesnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com