Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malire, Musik Dunia dengan Sentuhan Unik

Kompas.com - 29/05/2010, 03:44 WIB

Tidak seperti kelompok musik lain, yang sudah bisa diketahui dengan jelas genrenya. Malire, kelompok seni yang memadukan musik Nusantara dan tradisi Barat, Kamis (27/5) malam di halaman Rumah Kudus Bentara Budaya Jakarta, menawarkan warna musik yang beda.

Tidak saja dengan teknik menyanyikan atau menendangkan syair oleh vokalis Vina Fanesa yang kata-katanya bisa sangat baru bagi pendengar, tetapi komposisi musiknya juga unik, didukung dengan permainan alat musik yang disajikan dengan sentuhan lain dari biasa.

Bagi yang sudah kenal saluang, misalnya. Alat musik tiup unik dari Ranah Minang, Sumatera Barat, itu tarikan nadanya sudah pasti sangat menyentuh relung hati yang paling dalam. Hal itu karena alat musik ini di daerah asalnya digunakan untuk pengiring dendang-dendang yang berisikan ratapan, penderitaan hidup.

Di tangan Isep, saluang memberikan warna lain. Apalagi, dipadukan dengan kendang, alat musik Sunda, yang dimainkan Cucu dengan sentuhan-sentuhan yang variatif dan ekspresif.

Repertoar dengan dua alat musik saluang dan kendang itu menyajikan warna musik yang sama sekali baru.

Jika saluang dieksplorasi dengan cara yang beda, talempong —alat musik pukul asal Minang—juga disajikan berbeda. Di Sumatera Barat, talempong dimainkan dengan sentuhan yang relatif datar, dipukul sama kerasnya dari awal hingga akhir suatu komposisi. Di tangan Isep, talempong yang tampil dominan pada sejumlah repertoar, sentuhan keras-sedang-lembut dengan tempo cepat-lambat-agak lambat yang disajikan Malire dengan apik dan unik, memberikan nuansa baru.

Apalagi, dipadu permainan perkusi oleh Soni yang juga lain, dan kecapi oleh Rudini, biola oleh Reza, gitar oleh Agung dan bas oleh Pebi, jadilah komposisi ”Circle Six” begitu memukau dan seperti musik dunia baru.

Dibuka dengan repertoar ”Jipang Jalu”, kemudian ”Ilapat”, ”Circle Six”, Malire menyajikan delapan repertoar.

Komposer dan sekaligus pendiri Malire, Dedy S Hadianda, mengakui, walau berada di ranah musik dunia, kelompok musik Malire menyajikannya dengan cara yang beda. ”Mengerjakan musik dengan cara intelektual, tidak hanya intuisi,” ujarnya. (NAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com