Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepat, Skenario 70-30 Donggi-Senoro

Kompas.com - 21/05/2010, 19:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan skenario 70 persen gas untuk ekspor dan 30 persen untuk kebutuhan dalam negeri merupakan skenario yang paling tepat untuk diterapkan di blok gas Donggi-Senoro di Sulawesi Tengah. Menurut Hatta, skenario ini dianggap tepat berdasarkan keseimbangan produksi gas secara nasional.

Di kantor Kementerian Perekonomian, Jumat (21/5/2010), Hatta mengatakan persoalan Indonesia bukan pada ketiadaan gas, tapi justru pada ketiadaan infrastruktur baik yang terjadi di blok gas Mahakam di Kalimantan maupun di Papua.

Hatta mengatakan bahkan akan terjadi over supply gas di blok Mahakam di 2010 karena gas tak bisa dibawa tanpa reserving terminal. "Oleh karena itu, maka skenario 70 persen diekspor, 30 persen untuk dalam negeri adalah paling tepat," katanya.

Kapasitas 30 persen bisa diakomodir oleh pemerintah daerah untuk mengembangkan pabrik pupuk atau membangun pabrik listrik berdasarkan kemampuan keseimbangan gas Indonesia. "Ini merupakan missmatch karena kita akui terlambatnya kenaikan domestik yang tinggi sehingga infrastrukturnya keteteran," tambahnya.

Jawaban Hatta menjadi petunjuk di tengah pertanyaan mengenai keputusan pemerintah sesungguhnya mengenai penggunaan produksi gas Donggi-Senoro, apakah diekspor pula atau hanya untuk mencukupi kebutuhan domestik.

Humas Pertamina Basuki Trikora Putra menyatakan pemerintah belum menetapkan keputusannya. Sementara itu, Konsorsium PT Donggi-Senoro LNG telah menyepakati perjanjian jual beli gas dengan Chubu Electric Power Co Inc dan Kansai Electric Power Co Inc serta Kyushu dan Korea Gas dengan besaran yang berbeda-beda untuk 15 tahun. Selaku pengembang, Pertamina mengajukan empat skenario.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com