Malaysia Lesu, Vokalis Exist Balik ke Sini

JAKARTA, KOMPAS.com -- Karena pasar musik di Malaysia untuk artis-artis musik setempat sedang lesu, Ezad, mantan vokalis Exist, band Malaysia yang pernah populer di Indonesia pada 1995-1998, kembali mencari peruntungannya di Indonesia. Tapi, kali ini, ia menggandeng band negeri ini My Name Is Keisha.

"Jadi, saya sekarang sedang mencari sebuah awal yang baik untuk karier solo saya, karena di Malaysia sekarang sedang kurang bagus perkembangan musiknya," ungkap Ezad ketika ditemui di Jakarta, Senin (3/5/2010). "Di Malaysia memang saat ini industri musik semakin berkurang, jarang yang produksi album, tidak seperti tahun 1990-an dulu. Sebaliknya, saya lihat di Indonesia terus maju, banyak band baru juga. Saya rasa di sini saya bisa mendapatkan pasar," sambungnya. 

Namun, Ezad sadar bahwa pasar di Indonesia tak mudah ditaklukkannya sebagaimana ketika Exist meracuni Indonesia pada paruh kedua 1990-an dengan lagu-lagu pop Melayu seperti "Gerimis mengundang" dan "Mencari Alasan". "Tapi, memang saya akui, tidak mudah merebut pasar di sini, karena Indonesia mempunyai pasar yang terlampau besar. Tapi, ini pasar yang baik untuk permulaan karier saya," ujarnya. "Saya sempat khawatir, apakah Indonesia bisa menerima saya lagi. Saya memang harus mulai dari nol," ujarnya lagi.

Ezad sadar pula, ia harus menggunakan sebuah "kendaraan" untuk masuk ke pasar musik Indonesia. Maka ia pun bekerja sama dengan band Tanah Air My Name Is Keisha. "Ini semata agar saya bisa dikenal sebagai penyanyi solo dan saya bisa mengenalkan My Name Is Keisha di Malaysia," jabarnya. 

Dengan strategi itu, single "Mencari Alasan" dipilih untuk diaransemen ulang oleh grup yang digawangi oleh Martin (vokal), Angky (bas), Agung (gitar), dan Ikko (keyboard) itu dengan musik masa kini. "Lagu 'Mencari Alasan' diaransemen oleh kami dengan menonjolkan pop alternatif pada musik dan cengkok Melayu di vokal," jelas Martin. 

Karena itu, tak salah jika Ezad dan My Name Is Keisha menaruh asa bahwa single "Mencari Alasan" akan segera bisa diterima di pasar musik Indonesia, termasuk para pendengar yang menyimpan kenangan dengan lagu tersebut. (FAN)