Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Minta Buruh Tak Anarkis

Kompas.com - 25/04/2010, 20:24 WIB

SURABAYA,KOMPAS.com - Menjelang peringatan hari buruh sedunia atau Mayday , Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Polisi Ike Edwin mengumpulkan 150 pengurus serikat buruh/serikat pekerja dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Sabtu (23/4/2010) malam lalu di Surabaya.

Pihak Kepolisian meminta agar para buruh bersikap tertib dan tidak anarkis dalam aksi unjuk rasa peringatan Mayday awal Mei mendatang. Dalam pertemuan tersebut, semua serikat buruh/pekerja yang hadir kecuali Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) sepakat untuk menggelar aksi unjuk rasa memeringati hari buruh sedunia.

Beberapa kelompok yang memastikan diri melakukan unjuk rasa, antara lain sekretariat bersama serikat buruh/pekerja Gresik, Aliansi Buruh Sidoarjo (ABS), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Aliansi Buruh Menggugat (ABM) Jatim.

"Sekretariat Bersama serikat buruh/pekerja Gresik berencana demo besar-besaran dengan mengerahkan 30.000 massa ke Kantor Gubernur dan DPRD Jatim pada, Selasa (4/5/2010). Sedangkan FSPMI dan ABM akan menurunkan sekitar 5.000 massa dengan tujuan tempat unjuk rasa di Gedung Grahadi, Kantor Gubernur Jatim, serta DPRD Jatim pada, Sabtu (1/5/2010)," kata Koordinator ABM Jatim Jamaludin, Minggu (25/4/2010) di Surabaya.

Menurut Jamaludin, beberapa isu yang akan diangkat dalam aksi unjuk rasa tersebut, seperti penerapan tenaga kerja kontrak atau outsourcing, dan jaminan sosial untuk buruh. Hormati hak buruh Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan serikat buruh/pekerja meminta pihak Kepolisian untuk menghormati dan memberikan toleransi pada aksi para buruh.

Menurut Jamaludin, kini Dinas Tenaga Kerja dan pengadilan hubungan industrial (PHI) telah sarat dengan mafia perburuhan. Karena itu, mogok dan aksi domonstrasi masih menjadi pilihan buruh untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Menanggapi hal ini, Ike Edwin mempersilahkan para buruh untuk menggelar unjuk rasa. Asalkan, aksi tersebut dilakukan dengan tertib dan tidak anarkis. Pihak kepolisian juga berjanji lebih memperhatikan dan serius terhadap penuntasan kasus-kasus perburuhan.

"Kami akan lebih mengedepankan pendekatan persuasif pada para pendomonstrasi. Oknum kepolisian yang melakukan aksi represif dan main pukul pasti ditindak secara disiplin," paparnya.

Dalam kesempatan itu pula, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polwiltabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Anom Wibowo juga menjanjikan penuntasan kasus anti serikat pekerja PT Dok dan Perkapalan Surabaya. Kasus tersebut akan terus diproses dan segera dituntaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com