Matematika, Sulit bagi Siswa Tunanetra

JAKARTA, KOMPAS.com — Siswa yang mempunyai hambatan melihat atau tunanetra biasanya sulit mengikuti pelajaran Matematika dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lainnya. Hal tersebut dikarenakan dalam mata pelajaran IPA terdapat banyak bentuk, gambar, dan lambang yang tidak dapat mereka lihat. 

Demikian disampaikan kepala sekolah inklusif yang menerima siswa dengan kebutuhan khusus, SMA PGRI 3, Achmad Sjamsuri di SMA PGRI 3, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (22/3/2010). Menurut Achmad, kesulitan mengikuti mata pelajaran ilmu alam tersebut menjadi salah satu kendala pembelajaran siswa tunanetra di sekolah inklusif. "Kendalanya di Matematika masalah gambar, jadi perlu anak itu dilatih untuk menginterpretasi kalimat jadi sebuah bentuk. Bagaimana supaya si anak itu bisa mengimajinasikan interpretasinya supaya lengkap jelas, mudah dimengerti," katanya.

Oleh karena ketidakmampuan itulah, menurut Achmad, sepintar apa pun siswa tunanetra yang bersekolah di SMA PGRI 3, tidak akan dimasukkan ke jurusan IPA. "Di sini yang berkebutuhan khusus semua masuk IPS," ujar Achmad.

Selain itu, Achmad juga mengungkapkan, lima siswanya yang berkebutuhan khusus pernah mengeluhkan fasilitas pembelajaran yang belum sesuai dengan kebutuhan mereka. "Ada keluhan mereka tentang model, alat praktik, matematika, ruang, bentuk, sebaran pulau, makanya di depan ada peta timbul, tinggal meraba-raba, oh ini Pulau Jawa," katanya.

Meskipun begitu, para siswa berkebutuhan khusus di SMA PGRI 3 berhasil melaksanakan ujian nasional untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama dengan dibantu seorang pendamping untuk masing-masing siswa.