Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Nyepi, Inspirasi Mengenal Jatidiri Bangsa

Kompas.com - 18/03/2010, 21:34 WIB

Dirjen Bimas Hindu, Prof. Dr. IB Yudha Triguna, mengatakan bahwa Umat Hindu justru di Tahun Baru Saka yang jatuh pada “Penanggal Ping Pisan Sasih Kadasa” - menurut sistem kalender Hindu Nusantara - merayakannya dengan sepi.

Layaknya menjawab pertanyaan bocah asal Jakarta itu, lantas Tri Guna menjelaskan, sepi yang kemudian dimaknai sebagai “Nyepi” mempunyai artinya membuat suasana sepi, tanpa kegiatan (amati karya), tanpa menyalakan api (amati geni), tanpa melakukan perjalanan keluar rumah (amati lelungaan) dan tanpa hiburan (amati lelanguan) yang dikenal dengan istilah “Catur berata penyepian”.

Di hari itu umat Hindu melakukan tapa, berata, yoga, samadhi untuk menyimpulkan serta menilai pribadi-pribadi di masa lampau dan merencanakan hari depan lebih baik. Di hari itu dilakukan evaluasi diri, seberapa jauhkah tingkat pendakian rohani yang dicapainya, dan sudahkah mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di dunia ini.

Dengan amati karya, menurut dia, umat Hindu mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan tapa, berata, yoga, dan samadhi; dalam suasana amati gni, pikiran akan lebih tercurah pada telusuran kebathinan yang tinggi; pembatasan gerak bepergian keluar rumah berupa amati lelungaan akan mengurung diri sendiri di suatu tempat tertentu untuk melakukan tapa, berata, yoga, samadhi.

Tempat itu bisa di rumah, di Pura atau di tempat suci lainnya. Tentu saja dalam prosesi itu umat Hindu wajib menghindarkan diri dari segala bentuk hiburan yang menyenangkan yang dinikmati melalui panca indria.

Kemampuan mengendalikan Panca Indria adalah dasar utama dalam mengendalikan Kayika, Wacika dan Manacika sehingga jika sudah terbiasa maka akan memudahkan pelaksanaan Tapa Yadnya.

Walaupun tidak dengan tegas dinyatakan, pada Hari Nyepi seharusnya  berpuasa menurut kemampuan masing-masing.

Jenis-jenis puasa antara lain : tidak makan dan minum selama 24 jam, atau siang hari saja, atau bentuk puasa yang ringan yaitu hanya memakan nasi putih dengan air kelapa gading yang muda.

Setelah Nyepi, diharapkan umat Hindu memiliki nilai tertentu dalam evaluasi kiprah masa lalu dan rencana bentuk kehidupan selanjutnya yang mengacu pada kekurangan-kekurangan nilai dan meningkatkan kuwalitas beragama.

Demikianlah tahun demi tahun berlalu sehingga semakin lama umat Hindu mengerti hakekat kehidupan di dunia, yang pada gilirannya membentuk pribadi yang dharma, yaitu jalan kehidupan yang berlandaskan kebenaran dan menjauhkan hal-hal yang bersifat dharma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com