Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelajah Pecinan di Malam Imlek

Kompas.com - 12/02/2010, 15:59 WIB

Tiap tahun pada waktu dekat Sin Chia (Tahun Baru Tionghoa) nyonya-nyonya rumah sibuk membersihkan rumah, mengecat pintu dan jendela-jendela dan mengapur tembok. Tante-tante saya repot menyuruh pelayan-pelayan menumbuk ketan akan dibuat Kue Satu, yang dicetak di cetakan kayu,” demikian kenangan yang dituliskan Tio Tek Hong dalam Keadaan Jakarta Tempo Doeloe: Sebuah Kenangan 1882-1959.

Ia ingat sekali, bersama adik-adiknya, selalu menantikan hasil cetakan kue satu yang dianggap buruk oleh para tante. Cetakan kue satu yang tidak bagus tak akan disuguhkan buat tamu, tapi dibagikan ke Tio dan adik-adiknya. Tak ketinggalan, “Baju dan celana baru dari sutera, disebut phangsi, yang hitam outiu dan yang putih pehtiu, bahkan sutera kuncir (thaucang) diganti yang baru,” tambah Tio.

Kembang api serta petasan juga tak lepas dari kenangan Tio kecil. Mercon, katanya, dibeli saudara tuanya untuk memeriahkan malam tahun baru dan hari raya Imlek. Selain melakukan paychia (memberi selamat tahun baru) kepada mereka yang lebih tua, ada hal yang paling dinantikan yaitu angpau (amplop berwarna merah berisi uang).

Kenangan tentang Sin Chia, Imlek, atau tahun baru Tionghoa, tak hanya milik Tio Tek Hong. Firman Lubis menyatakan, di awal 1950-an warga Tionghoa masih merayakan Imlek dengan meriah, kue keranjang ikut memeriahkan toko dan warung milik warga Tionghoa. “Kami juga sering mendapat kiriman kue keranjang dari tetangga atau kenalan orangtua saya,” begitu Firman menulis dalam Jakarta 1950-an: Kenangan Semasa Remaja. Rumah dan tempat usaha warga Tionghoa dihiasi berbagai ornament seperti lampion, pemain barongsai juga unjuk kebolehan di tempat keramaian atau berkeliling. Demikian juga pemusik tanjidor yang, umumnya dimainkan orang Betawi, berkeliling ke rumah atau tempat usaha orang Tionghoa untuk mendapat angpao.

Sementara itu, James Danandjaja dalam Folklor Tionghoa menuliskan sebuah kepercayaan warga Tionghoa menjelang Imlek. Yaitu tentang Dewa Dapur. Bukan hanya Tio Tek Hong yang dalam kenangan menjelang Imlek menyebutkan soal bebersih rumah. Pasalnya bersih-bersih rumah menjelang Imlek itu memang harus dilakukan karena sudah jadi kepercayaan warga Tionghoa bahwa sepekan menjelang Imlek, Dewa Dapur akan berangkat ke Langit/Tuhan untuk melaporkan semua peristiwa di dunia di tahun yang lewat. Agar laporan sang dewa kepada Tuhan, baik atau berbau hal-hal manis, maka pada bibir Dewa Dapur – kertas merah bergambar rupa Dewa Dapur yang biasanya digantungkan di tembok dapur – dioleskan madu.

Kehidupan bebas merayakan tradisi dan budaya Tionghoa ini sempat terhenti mulai akhir 1950 dan berlanjut hingga almarhum Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden RI ke-4 pada tahun 1999. Kini, setelah hari raya Imlek bahkan sudah diakui sebagai hari libur nasional, perayaan menjelang Imlek hingga habis masanya nanti, yang disambut dengan perayaan Cap Go Meh, menjadi salah satu atraksi wisata budaya yang selalu dinantikan warga, tak hanya Tionghoa.

Sekian puluh tahun yang hilang akibat tekanan politik pada masyarakat Tionghoa sejak 11 tahun belakangan kembali hadir, seperti ingin menggantikan ribuan hari yang hilang ketika warga Tionghoa seakan “dilarang” menjadi Tionghoa. Warga dari suku lain pun menjadi “buta” akan tradisi dan budaya yang menarik milik suku ini.

Untunglah ada seorang dengan pandangan yang jauh ke depan seperti Gus Dur. Kekayaan dan keragaman budaya Jakarta pun menjadi makin lengkap dengan berbagai festival, hari raya, dan perayaan yang tumbuh dari tradisi di tanah Tiongkok. Pecinan Jakarta pun ikut semarak dengan peragaaan barongsai, nuansa warna merah, kelenteng yang berdandan, berbagai makanan khas Imlek, dan masih banyak lagi.

 Jelajah malam

Sebagai cara ikut bersukacita, Komunitas Jelajah Budaya (KJB) menggelar acara Jelajah Malam: Tahun Baru Imlek di Pecinan pada Sabtu 13 Februari 2010 mulai pk 17.00. Menurut Kartum Setiawan, ketua KJB, ongkos jalan-jalan ini Rp 80.000/peserta. “Bisa menghubungi nomor 0817 9940 173 atau ke kartum_boy@yahoo.com, “ tandasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com