Warga Ende Gelar Tahlilan untuk Gus Dur

ENDE, KOMPAS.com — Sekitar 500 nahdliyin di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, mengikuti tahlilan bersama memperingati 40 hari wafatnya mantan Presiden RI, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Minggu (7/2/2010).

Tahlilan yang diadakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ende dan Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Kabupaten Ende itu digelar di Gedung Islamic Center Nurul Hidayah, di Jalan Masjid Agung, Ende.

"Ini merupakan tradisi NU, juga sesama umat Muslim untuk mendoakan arwah beliau (Gus Dur) sebagai mantan Presiden RI, tokoh NU, maupun tokoh bangsa ini supaya mendapatkan rahmat dan ampunan, serta diterima di sisi Allah," kata Wakil Ketua PCNU Kabupaten Ende, A Djamal Humris, Minggu, di Ende.

Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa DPRD Kabupaten Ende Abdul Kadir Musa Basa menyampaikan, tahlilan peringatan 40 hari wafatnya Gus Dur itu juga untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagai tokoh besar yang menjalankan fungsi perekat bangsa ini.

Pemikiran Gus Dur kerap dijadikan rujukan untuk menyelesaikan persoalan bangsa, termasuk yang tak dapat dilupakan gagasan besarnya soal pluralisme.

"Pluralisme harus terus diperjuangkan dan diaktualisasikan untuk kemajuan bangsa ini, terutama bagi nahdliyin dan warga PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), khususnya di Ende. Sebab, Kabupaten Ende juga merupakan miniatur Indonesia yang keberadaannya sangat pluralis, di dalamnya terdapat berbagai etnis dan agama," tutur Abdul Kadir.