Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Mantan Jenderal Urun Rembuk

Kompas.com - 29/01/2010, 18:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah mantan perwira tinggi TNI AD, Jumat (29/1/2010), mengadakan pertemuan untuk membahas berbagai persoalan bangsa yang terjadi akhir-akhir ini. Mereka mengkhawatirkan potensi konflik dan perpecahan bangsa terkait berbagai persoalan yang terjadi belakangan ini.

Pertemuan para mantan jenderal yang tergabung dalam Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) itu dilakukan di Gedung Pusat Dakwah PP Muhammadiyah Jakarta Pusat. Selain mantan tentara, tokoh yang hadir antara lain Din Syamsuddin, Syamsul Muarif, Kwik Kian Gie, Ali Mochtar Ngabalin, dan Tuty Alawiyah. Juga hadir Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

"Ini didasarkan pada keprihatinan atas bangsa ini. Ada masalah-masalah fundamental yang harus dibenahi. Kami ingin luruskan itu," kata perwakilan PPAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri kepada wartawan seusai pertemuan.

Kiki menyebutkan bahwa kasus Bank Century adalah salah satu persoalan yang berpotensi memecah belah bangsa. Masalah ini berlarut-larut dan telah menyita perhatian publik, tetapi hingga kini belum ada kejelasan arah dari kasus yang diduga merugikan negara hingga Rp 6,7 triliun ini.

"Perkembangan di Pansus itu sudah mulai mengkhawatirkan. Bisa saja besok Papua minta keluar dari NKRI. Jenderal-jenderal ini tak menginginkan itu," kata dia.

Hal serupa diungkapkan mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin. Pertemuan ini, katanya, merupakan forum sumbang saran dari berbagai komponen bangsa yang prihatin dengan persoalan yang terjadi belakangan ini.

"Senior-senior kita ini ada keprihatinan. Sekarang kan publik tahu soal kasus Bank Century, kinerja 100 hari SBY-Boediono, dan lain sebagainya. Mereka memberi masukan," tuturnya.

Kiki menambahkan, hasil pertemuan ini akan merujuk pada semacam kesimpulan atau petisi yang merangkum pandangan-pandangan mereka tentang substansi dan solusi dari berbagai persoalan tersebut.

Kemungkinan, kata Kiki, hasil pertemuan yang akan dilanjutkan dalam waktu ke depan ini akan diberikan kepada DPR sebagai poin rekomendasi. "Kalau kami ke DPR ya dalam rangka menyampaikan peringatan itu," ujarnya.

Dari hasil pertemuan kali pertama ini para peserta yang hadir sepakat merumuskan kelompok ini sebagai Gerakan Penyelamatan Bangsa. Sementara ini, juga dibentuk tim kecil yang akan merumuskan petisi dari kelanjutan pertemuan-pertemuan ini.

Tim tersebut terdiri dari Kiki Syahnakri (PPAD), Syamsul Muarif (SOKSI), Ma'mun Murod Al Barbasy (Muhammadiyah), Ali Mochtar Ngabalin dan Syaeful Bachri Anshori (NU), serta Chusnul Mariyah (UI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djuwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Simbol Kedaulatan Energi, Jokowi Peringati Hari Lahir Pancasila di Blok Rokan, Dumai

Nasional
Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Lewat FGD, Dompet Dhuafa Berupaya Revitalisasi Budaya Lokal sebagai Sarana Pemberdayaan Masyarakat

Nasional
PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

PDI-P Bantah Ingin Pecah Belah Jokowi-Prabowo

Nasional
Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Kunjungan ke China, Puan Diskusikan Isu Gender bersama Parlemen Chengdu

Nasional
Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Demokrat Belum Lirik Kaesang untuk Cagub Jakarta, Fokus Cari Cawagub

Nasional
Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Hasto Sebut Megawati Tidak Fit karena Kurang Tidur

Nasional
Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Jokowi Peringatkan Israel untuk Berhenti Serang Palestina

Nasional
Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Minta Polri Jelaskan Motif Penguntitan, Anggota DPR: Jampidsus Bukan Teroris

Nasional
Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Jokowi Usahakan Bansos Beras Lanjut sampai Desember 2024, Beri Isyarat Anggaran Cukup

Nasional
Diksi 'Ancaman Keamanan' dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Diksi "Ancaman Keamanan" dalam RUU Polri Dianggap Tak Jelas

Nasional
Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Jokowi Minta Pancasila Disosialisasikan Sesuai Gaya Generasi Z hingga Milenial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com