Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merger Century, Kesalahan Berjemaah Elite BI?

Kompas.com - 05/01/2010, 22:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Direktur Pengawasan Bank Indonesia Sabar Anton Tarihoran mengatakan, pihak yang paling bertanggung jawab dalam proses akuisisi dan merger Bank Century, yang terdiri dari Bank CIC, Bank Pikko, dan Bank Danpac, adalah seluruh pimpinan Bank Indonesia.

Dengan kata lain, proses yang berlangsung dari tahun 2001-2004 harus ditanggung secara berjemaah. Hal ini disampaikan Sabar menjawab pertanyaan para anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century, Selasa (5/1/2010) di DPR RI. "Semua harus bertanggung jawab," ujar Sabar.

Mereka yang dimaksud Sabar adalah Dewan Gubernur BI, Deputi Gubernur BI yang membawahi bidang pengawasan, dan Direktur Pengawasan BI (saat itu) Siti Fadjriah. Menurut Sabar, di tubuh Bank Indonesia, segala pengambilan keputusan dilakukan secara bertahap dan berjenjang, serta lintas direktorat.

Namun, belakangan, keterangan Sabar sedikit berubah. Dikatakan Sabar kepada anggota Pansus, Benny K Harman, secara hierarki kerja di BI, dirinya diangkat sebagai pejabat BI oleh Dewan Gubernur. Namun, dirinya bertanggung jawab langsung kepada Gubernur BI, Dewan Gubernur, dan atasannya langsung (saat itu Aulia Pohan). "Pengawasan kerja dilakukan secara top-down," ujar Sabar.

"Lho, kalau seperti itu, tanggung jawab atas keputusan yang diambil tidak horizontal (ditanggung bersama)," tanya Benny. Sabar pun tidak bisa menjawab dan hanya terdiam.

Keterangan Sabar pada pemeriksaan Selasa malam ini dinilai beberapa anggota Pansus membingungkan. Beberapa hal saling bertolak belakang. Hal ini secara blak-blakan diakui anggota Pansus, Akbar Faizal. "Saya tidak percaya dengan keterangan Anda," ujar Akbar. "Intelektual saya terganggu," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com