Tamu Tak Diundang, Ramadhan Hanya Cari Sensasi

JAKARTA, KOMPAS.com — Petisi 28, penyelenggara pralaunching buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro, mengatakan, Ramadhan Pohan merupakan tamu tak diundang pada acara itu.

Koordinator Petisi 28, Haris Rusly, mengungkapkan, anggota DPR asal Fraksi Partai Demokrat itu semula mengaku datang untuk mewakili Andi Arief, Staf Khusus Kepresidenan, yang diundang sebagai penanggap.

Namun, saat menyampaikan tanggapannya, Ramadhan justru mengaku mewakili dirinya sendiri. Ucapan-ucapan yang dilontarkan wakil rakyat itu pun dinilai penuh provokasi.

"Ramadhan sebenarnya tidak diundang sebagai penanggap, yang diundang adalah Andi Arief. Dia katanya datang pengganti Andi Arief dan kemudian berubah mewakili diri sendiri. Apa yang disampaikan provokatif, untuk memancing emosi," kata Haris dalam jumpa pers di Doekoen Coffeee, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009).

Ramadhan sepanjang menyampaikan pendapatnya mengungkapkan sesuatu yang tidak dituliskan George dalam bukunya dan tidak sesuai konteks pembahasan.

Hal senada diungkapkan oleh Dosen FISIP UI, Bonny Hargens, yang duduk di antara George dan Ramadhan saat insiden terjadi.

"Ramadhan datang dengan tangan kosong, tanpa data, hanya mau mengacaukan dan provokasi. Dia hanya cari sensasi dan untuk mengalihkan isu," ujar Bonny.

Pelaporan Ramadhan terhadap George akan dihadapi. Sebanyak 28 pengacara sudah disiapkan. "Namun, peristiwa ini jangan sampai membuat kita teralihkan dengan pembahasan substansi isi buku Gurita Cikeas," kata Bonny Hargens.