Jamkesmas Kok Bayar Rp 9,5 Juta

KEDIRI, KOMPAS.com - Budi Antoni (12), pasien dari keluarga miskin di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri, Jawa Timur, mendapat perlakukan yang tidak semestinya. Ia dipungut biaya obat dan tindakan medis lainnya sampai sebesar Rp 9,5 juta, walaupun memiliki kartu Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Uang itu dipakai antara lain membayar biaya obat Bionect Cream seharga Rp 99.000 per kemasan. Jumlah pembelian telah mencapai lebih dari 15 kemasan selama dirawat 2,5 bulan di rumah sakit. "Saya ini tidak tahu apa-apa, disuruh bayar ya bayar, kalau punya uang. Kalau tidak punya ya ngutang, yang penting anak saya sembuh," ujar Umiyarsih (36) ibu pasien.

Budi adalah warga Dusun Nglarang, Kecamatan Bajulan, Kabupaten Nganjuk. Orantuanya yakni Yahya (43) dan Umiyarsih sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Direktur RSUD Gambiran Endang Wahyu Laksmiwati yang ditemui terpisah mengatakan tidak semua obat ditanggung oleh Jamkesmas. Bionect Cream adalah salah satu yang tidak ditanggung sehingga pasien harus membayar sendiri. Jamkesmas juga tidak menanggung semua jenis penyakit, hanya tertentu. "Kalau semua ditanggung Jamkesmas, bisa jebol anggaran pemerintah. Duit kita tidak akan cukup untuk membiayai semua pengobatan masyarakat miskin," ujarnya.

Budi masuk ke Gambiran tanggal 17 September 2009 lalu. Ia merupakan pasien rujukan dari RSUD Nganjuk yang dirawat sejak 14 September. Di Nganjuk ia dipungut biaya Rp 33 juta.