Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Provinsi Sulsel Swasembada Telur dan Daging Ayam

Kompas.com - 12/11/2009, 21:24 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memenuhi target swasembada telur dan daging ayam dengan populasi 11 juta ekor ayam pedaging (broiler), empat juta ayam petelur, dan 16 juta ayam kampung (buras).
   
"Ini bisa lebih banyak, karena jenis ayam broiler setiap sekitar tiga bulan bisa dipanen lagi. Jadi data kami minta hanya di kemitraan kami," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Murtala Ali di Makassar, Kamis (12/11).
   
Menurutnya, populasi ayam tersebut tersebar merata di 23 kabupaten  di Sulsel. Kendati begitu, khusus untuk  ayam jenis petelur terkonsentrasi di Kabupaten Sidrap dengan jumlah populasi 2-3 juta ekor.  "Sulsel mengirimkan komoditas ayam ke Maluku, Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan untuk kebutuhan provinsi," ujarnya.
   
Untuk mencegah penularan  penyakit di setiap pintu masuk pengiriman komoditas ternak baik di pelabuhan maupun bandara, pihak Disnak Sulsel telah menyiapkan tempat karantina untuk memeriksa hewan maupun bahan asal hewan (BAH).
   
Ia menambahkan, mengenai penyakit flu burung, saat ini Sulsel telah mengalami penurunan jumlah ayam mati. Dari sekitar 55 ribu ekor pada 2003-2004 menjadi sekitar 11 ribu pada tahun 2009 hingga September.  "Program pencegahan meluasnya flu burung kami lakukan bekerja sama dengan badan pangan dan pertanian dunia (FAO). Flu burung kebanyakan masih terdapat di Kabupaten Sidrap, wajo, Bulukumba, Soppeng dan Gowa," ujarnya.
   
Menurutnya, sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit sekaligus penekanan jumlah ayam pengidap flu burung, Disnak Sulsel telah melatih 168 petugas yang siap 1x24 jam mengatasi masalah tersebut. Mereka dibantu petugas dari Disnak provinsi dan kabupaten/kota.
   
Pada 2010, Disnak Sulsel akan berupaya menekan jumlah ayam pengidap flu burung menjadi 3.000 ekor. Pada Juni 2010, proyek pencegahan akan berakhir, namun ia mengatakan, FAO telah menyatakan akan menambah jadwal program hingga lima tahun ke depan. "Khusus untuk penyakit-penyakit ayam lain yang banyak berakibat bagi manusia, seperti antraks, surra dan lain sebagainya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com