Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit dan Chandra "Bebas", Mahasiswa Tetap Mogok Makan

Kompas.com - 03/11/2009, 22:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gembira menyambut penangguhan penahanan Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah. Seusai rapat koordinasi untuk persiapan mengikuti rapat dengar pendapat dengan DPR hari ini, sekitar pukul 21.40 WIB, tiga pimpinan KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean, Haryono, dan Mas Achmad Santosa, langsung menyambangi kumpulan mahasiswa yang sedang melakukan aksi mogok makan di pelataran KPK.

Selain mengabarkan berita gembira itu, Tumpak mengajak para mahasiswa yang tergabung dalam komunitas mahasiswa Jakarta mengakhiri aksi mogok makan itu. "Berkat dukungan semua dan aksi spontan rekan-rekan, rekan kami Chandra dan Bibit sudah ditangguhkan penahanannya," kata Tumpak disambut tepuk tangan para pendemo.

Para pimpinan KPK datang didampingi sejumlah staf KPK yang masing-masing membawa sejumlah botol air mineral dan nasi kotak. Maksudnya, makanan dan minuman itu untuk diberikan kepada 14 orang mahasiswa yang melakukan mogok makan.

"Harapan kami, mari lanjutkan perjuangan ini, tapi jangan lakukan dengan aksi mogok makan seperti sekarang ini," lanjut Tumpak. Namun, niat baik Tumpak cs itu tidak mendapat respons baik. Kalangan mahasiswa menolak mengakhiri aksinya.

"Perjuangan ini bukan sekadar untuk Bibit dan Chandra. Tapi untuk pemberantasan korupsi yang lebih besar," seru salah satu pendemo.

Rencananya, aksi itu akan terus dilakukan sampai ada kepastian dari KPK bahwa mereka akan meneruskan pengusutan kasus yang lebih besar, kasus Bank Century. (Persdanetwork/NDA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang Online dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com