Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Gaji atau Tidak Tergantung Tim Independen Reformasi Birokrasi

Kompas.com - 26/10/2009, 15:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kenaikan gaji menteri makin ramai dibicarakan. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menneg PAN) EE Mangindaan mengatakan, kenaikan gaji menteri bukan menjadi prioritas. Namun, kalaupun akan dilakukan, itu harus sejalan dengan capaian reformasi birokrasi di setiap kementerian atau departemen.

Oleh karena itu, Deputi Menneg PAN Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Ramli Naibaho mengatakan, kenaikan gaji menteri nantinya akan tergantung pada penilaian capaian sang menteri dalam melakukan reformasi birokrasi di lingkungan tanggung jawabnya. Penilaian akan dilakukan oleh Tim Independen Gabungan yang dibentuk untuk mengevaluasi program reformasi birokrasi yang diharapkan pemerintah.

"Kalau tidak ada reformasi birokrasi ya tidak ada kenaikan gaji," tuturnya seusai keterangan pers di Kantor Menneg PAN, Senin (26/10).

Jika syaratnya demikian, kemungkinan kenaikan gaji menteri dapat berlaku secara merata pada tahun 2011, tahun di mana Presiden SBY mengharapkan reformasi birokrasi rampung. Namun, Ramli tak dapat memastikannya pula. Bisa lebih cepat, bisa pula terlambat.

Ramli mengatakan, ada sejumlah instrumen yang akan dievaluasi oleh tim, seperti sejauh mana departemen atau kementerian melakukan perbaikan di bidang kelembagaan, SDM, proses bisnis, dan pelayanan masyarakat. Namun, sejauh mana target reformasi birokrasi dikatakan tercapai, sekali lagi Ramli mengaku tak tahu. "Tergantung penilaian anggota tim," ungkapnya.

Tim independen ini sebenarnya terdiri dari sejumlah menteri dan pimpinan lembaga dan badan negara, seperti Menneg PAN, Menkeu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepala Badan Kelengkapan Negara (BKN), Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN), dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dikatakan independen karena bukan hanya terdiri dari unsur Menneg PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com