Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Cemaskan Pelemahan Dollar AS

Kompas.com - 09/10/2009, 13:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pelemahan dollar AS terhadap mata uang lokal termasuk rupiah perlu diwaspadai. Menurutnya, pelemahan mata uang Negeri Paman Sam tersebut berpotensi mempengaruhi ekspor dan impor Indonesia.

"Karena tren pelemahan dollar, maka perekonomian kita harus lebih waspada dengan fenomena ini," ujar Menkeu, di gedung Depkeu, Jakarta, Jumat (9/10).

Pelemahan dollar AS terjadi setelah pertemuan G20 yang mengatakan secara policy seharusnya dollar AS melemah dengan kondisi Amerika yang belum baik. Namun, Menkeu menjelaskan, pelemahan dollar ini bisa berakibat melemahkan ekspor Indonesia.

"Recovery ekspor menjadi tidak terlalu cepat karena ekspor kan menggunakan dollar. Kemudian memang dollar melemah dalam rangka untuk mengkoreksi AS sendiri. Artinya AS tidak akan mengimpor terlalu banyak," terangnya.

Hal ini berarti, lanjut Menkeu, recovery perekonomian global tidak akan disertai dengan recovery perdagangan internasional secara cepat, apalagi jika ditambah kemungkinan adanya proteksionisme.

Akibatnya, pertumbuhan ekspor akan melambat dan tidak akan melonjak seperti sebelum terjadinya krisis ekonomi global.

"Ekspor growth-nya tidak akan seperti sebelum krisis itu. Namun, diharapkan pertumbuhan ekspor yg positif tetap bisa diharapkan di 2010," ujarnya.

Di samping ekspor, kondisi impor juga patut diwaspadai. Karena dengan pelemahan dollar, maka biaya impor menjadi murah sehingga semakin rawan terhadap serbuan barang impor yang masuk ke Indonesia. Ini akan mengancam produk lokal Indonesia jika kalah bersaing dibandingkan produk impor. "Ini akan menjadi tantangan industri dalam negeri," cetusnya.

Karena itu, menurutnya, pemerintah perlu membuat kebijakan untuk memperkuat investasi dan konsumsi yang tetap sehat. Menurunya, investasi akan mengalami persaingan dengan barang-barang impor yang begitu murah.

"Ini tantangan bagi kita untuk memperbaiki cost of investasi menjadi rendah. apakah itu dlam bentuk inflasi, atau suku bunga bisa terjaga lebih rendah," ujarnya.

Selain itu, perlu juga dilakukan reformasi birokrasi yang membuat semua beban dunia usaha menurun. Kemudian, diberikan juga dalam bentuk infrastruktur yang semakin efisien sehingga biaya listrik, air, telekomunikasi, dan berbagai biaya menjadi kompetitif dan rendah.

"Itu semuanya harus diupayakan karena tekanan terhadap kompetisi terhadap melemahnya dolar tidak selalu positif," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com