Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di LP, Rokhmin Tulis Tiga Buku

Kompas.com - 20/09/2009, 18:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Terpenjara secara fisik tidak menjadi halangan bagi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Prof DR Ir Rokhmin Dahuri untuk berkarya. Di dalam penjara dia justru bisa fokus dan lebih produktif menulis buku.

Sekurangnya sudah ada tiga buku yang ditulisnya selama dua tahun mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur. Salah satunya yang diberi judul Enhanching Sustainable Ocean Development malah sudah terbit.

"Penerbitannya bertepatan dengan even Sail Bunaken, melalui Penerbit Anada, Mei 2009. Ada tiga ribu eksemplar yang di cetak, tapi itu pun ludes," kata Rokhmin bangga.

Ditemui seusai shalat Idul Fitri di LP Cipinang, Minggu (20/9) pagi tadi, Rokhmin tampak segar dan tetap bersemangat. Padahal, hari ini merupakan lebaran kedua yang dilewatinya di penjara.

Tahanan perkara korupsi pengumpulan dana non-bujeter di Departemen Kelautan dan Perikanan atau kerap disebut korupsi DKP tahun 2002-2004 itu telah divonis tujuh tahun penjara. Total kerugian negara atas kasus ini mencapai sekitar Rp 15 miliar.

Setidaknya, masih sekitar lima tahun lagi dia harus mendekam di bui. Akan tetapi untuk Lebaran kali ini ia mendapat remisi atau pengurangan hukuman satu bulan.

Terkait kasusnya itu, Rokhmin yang kerap menjadi penceramah di Masjid LP mengaku masih menyimpan rasa tidak puas. Dia menilai vonis pengadilan belum berkeadilan.

Dia mencontohkan dalam kasus gubernur BI, Burhanuddin Abdullah maupun besan Presiden Aulia Pohan dan terakhir kasus Bank Century dengan kerugian negara yang lebih besar tapi divonis ringan, kurang dari lima tahun.

"Padahal kita tidak ada kerugian negara. Tidak ada sepeserpun untuk pribadi," tandasnya.

Semua dana yang dipersoalkan untuk bantuan dan kegiatan dengan pelaksana mahasiswa, karyawan dan lain-lain. Tuduhan kepada dirinya terkait gratifikasi juga tidak terbukti.

Rokhmin mengaku sedang menunggu proses peninjauan kembali (PK) yang sudah diajukannya. "Mudah-mudahan tahun ini keluar. Kalau tidak mungkin tahun depan," ujarnya.

Di dalam penjara, Rokhmin mengaku tidak pernah sedih. Hari-harinya diisi dengan kesibukan menjadi penceramah dan guru bagi warga binaan. Ilmu yang ditularkannya tidak jauh-jauh dari profesinya, yakni masalah perikanan khususnya budidaya lele dan ikan hias.

Dia pun membantu dalam hal pemasaran dengan mengontak seorang koleganya. Jadi kalau ada warga binaan yang ingin berusaha budidaya lele dan ikan hias tidak akan bingung lagi.

Seperti Lebaran sebelumnya, Rokhmin juga mendapat kunjungan dari orang-orang tercinta. Istrinya Pigoselpi Anas, serta empat orang anaknya datang menjenguk. Mereka membawakan makanan favoritnya, ketupat, rendang, sambal goreng kentang dan hati, serta opor ayam. (Persdanetwork/nda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com