Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Dicambuk, Dipenjara, Diambil Gajinya, lalu Dideportasi

Kompas.com - 11/09/2009, 15:18 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Sedikitnya 20 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Pulau Flores dan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), dideportasi dari Malaysia, setelah sebelumnya ditangkap aparat karena masuk ke negara tersebut secara ilegal.

"Jumlah orang yang dideportasi dari Malaysia ke Kupang sebanyak 20 orang," kata Didemus, salah seorang TKI asal Manggarai yang dideportasi itu, di Kupang, Jumat (11/9).

Dari 20 TKI tersebut, tujuh orang di antaranya berasal dari Manggarai, Ngada, dan Ende, sedangkan 13 orang lainnya berasal dari Kabupaten Belu. "TKI dari Belu sudah dipulangkan ke kampung halaman mereka pagi tadi," katanya.

Para TKI yang dideportasi ini, kata Didemus, rata-rata bekerja sebagai buruh bangunan dan pekerja perkebunan kelapa sawit. Mereka yang dideportasi kali ini merupakan yang terakhir bagi warga NTT. "Kami orang terakhir dari warga NTT yang ditahan oleh aparat Malaysia dan dideportasi ke Indonesia," katanya.

Para TKI ini, kisah Didemus, ditangkap aparat Malaysia pada Juli 2009 lalu karena dinilai masuk ke negeri jiran tersebut secara ilegal sehingga mereka sempat menjalani hukuman penjara selama 15 hari. "Saya bersyukur karena tidak mendapat hukuman cambuk, tapi teman kami lainnya dihukum cambuk," katanya.

Uang TKI dirampas aparat Malaysia
Selain dipenjara, lanjut Didemus, uang hasil kerja mereka selama bekerja di Malaysia antara satu dan tujuh tahun diambil oleh aparat Malaysia. "Kami pulang dengan tangan kosong karena uang hasil kerja kami diambil oleh aparat Malaysia," katanya.

Menyangkut keberangkatan mereka ke Malaysia, Didemus menjelaskan, dirinya bersama beberapa orang lainnya masuk Malaysia tidak melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), tetapi diajak oleh teman yang sebelumnya pernah bekerja di sana.

Para TKI ilegal asal Pulau Flores ditampung oleh Dinas Sosial Provinsi NTT dan rencananya Jumat sore ini diberangkatkan ke daerah mereka masing-masing menggunakan Kapal Motor Bukit Siguntang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com