Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarung Bisa Juga Dibikin Modis Lho...

Kompas.com - 05/09/2009, 19:25 WIB

KOMPAS.com- Kontes modifikasi sarung atau "Saroong Modification Contest" bisa menginspirasi masyarakat mendesain busana Lebaran saat ini. Sebab, dalam ajang perlombaan tersebut banyak kreasi unik peserta yang bisa dipadukan dalam mempercantik tampilan mereka saat Hari Raya Idulfitri mendatang.

"Lomba ini memberikan sentuhan terbaru bagi dunia fashion. Apalagi, di kontes tersebut kami menjadikan sarung sebagai bahan utama. Untuk memaksimalkan kreativitas peserta, kami memberikan waktu pengerjaan busana sarung selama tiga jam," kata Koordinator Iklan dan Promosi PT Pakuwon Permai, Kika Dhersy Putri, saat ditemui dalam "Saroong Modification Contest" di Supermal Pakuwon Surabaya, Sabtu (5/9) sore tadi. Kontes ini diselenggarakan lewat kerja sama dengan produk sarung lokal asal Gresik, Tasmatas.

Menurut Kika, kini sudah saatnya sarung mendapat perhatian khusus sebagai bahan yang bisa dijadikan pakaian pilihan masyarakat. "Meski selama ini pemakaian sarung hanya untuk acara keagamaan, di tangan peserta lomba sarung bisa "disulap" seperti menjadi busana pesta," ujarnya.

Salah seorang yuri, Yanuar Pribadi, menjelaskan, konsep lomba ini unik karena belum ada pihak lain yang menjalankan acara serupa, khususnya mengangkat sarung sebagai tema sentral. 

"Apalagi, sarung adalah produk khas Indonesia yang sudah sepantasnya dikenalkan kepada dunia internasional dan dipatenkan. Jangan sampai ciri khas kebangsaan kita diklaim oleh negara lain seperti halnya batik," katanya.

Mengenai penilaian, ia menyebutkan, pihaknya mengutamakan kreativitas, yakni bagaimana sarung diubah sedemikian rupa menjadi versi para peserta. Selain itu, penilaian terhadap kerapian juga menjadi syarat yang perlu diperhatikan.

"Kami perlu memperhatikan detail jahitan yang mereka jahit menggunakan tangan (bukan mesin). Bahkan, melihat kerapian mereka saat melekatkan manik-manik dengan lem semprot. Tidak hanya asal semprot, lalu tempel," katanya.

Faktor unik juga menjadi acuannya untuk memberikan nilai terbaik kepada peserta. Dalam lomba tersebut tampak salah satu tim menggunakan bahan plastik bekas sebagai rok berbentuk A yang dipadukan dengan sarung.

"Kreasi yang mereka tampilkan hari ini unik dan mengagumkan. Ada yang menampilkan konsep busana model Victorian (Eropa), glamour (busana pesta), hingga menampilkan sarung layaknya ’jarik’ (sewek) menjadi busana casual. Kami juga menilai keaslian dan konsep keserasian bahan, hingga make up model secara keseluruhan," kata pria yang juga selaku Manager LPTD Susan Budiharjo.

Mita Fania, mahasiswa Jurusan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya angkatan 2005, mengaku bangga bisa berpartisipasi dalam acara ini. Meski baru pertama mengikuti kontes, wanita yang didaulat temannya satu tim menjadi model "Haute Couture" (adibusana) itu optimistis bisa mendapatkan gelar juara.

"Saya yakin bisa memenangi kontes ini dengan mengangkat tema Blue Beautiful, meskipun persiapan yang dilakukan terjadi sangat mendadak. Bahkan, latihan pun tidak. Sementara, bahan yang dibawa saat ini hanya seadanya," katanya, saat didampingi kedua temannya yang menjadi penata busana, masing-masing bernama Asih dan Nia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com