Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Penjaga TMP Kalibata Bicara Soal Kemerdekaan

Kompas.com - 17/08/2009, 03:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com-Sebanyak 8.884 nisan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata dipercantik menjelang HUT RI Ke-64. Lampu berwarna merah dan putih dipasang di samping helm tentara di bawah nisan. Seakan membentangkan bendera negara Indonesia, yang diperjuangkan sampai titik penghabisan oleh mereka yang dimakamkan di sana.

Rerumput di pemakaman yang terletak di Jakarta Selatan itu tampak terawat. Pun juga pohon-pohon kamboja, seperti adenium raksasa yang tampak sangat indah. Menjauhkan kita dari kesan horor pekuburan.

Di tengah pekat malam, seusai Apel Kehormatan dan Renungan Suci yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 17 Agustus 2009 pukul 00.00, muncul sosok laki-laki 160 centimeter. Ia membawa plastik putih besar yang berisi sampah.

"Tugas saya ya kayak cleaning service gitu, Mas," kata Murodin (37), nama laki-laki tersebut. Menurutnya, yang malam itu tampak masih segar walau kulit wajahnya yang hitam pekat oleh debu, sangat menikmati bekerja di makam selama 15 tahun. Kesehariannya ia memotong rumput dan menyapu di pemakaman yang luasnya 25.000 meter persegi. "Tapi kalau ada yang dikuburkan di sini, kami diperbantukan," tuturnya.

Murodin yang lahir di Palembang 20 Februari 1972 ini mengaku menyukai pekerjaannya. Ia merasakan ketenangan dalam hidup. Karena memang tempatnya tenang dan bisa merenungkan hidupnya dari hari ke hari. "Kalau rejeki pasti tidak ke mana. Yang jelas di sini tenang. Kalau tenang pekerjaan beres dan badan sehat," ucapnya, yang tinggal di mess yang berada di kompleks TMP Kalibata.

Laki-laki yang belum berkeluarga ini juga mempunyai harapan di HUT RI ke-64 ini. Karena merasa "cukup" dengan hidupnya, ia menaruh harapan pada hal lain. "Mudah-mudahan adik saya dapat lulus dan kerja yang lebih enak, tidak banyak mengeluarkan tenaga seperti saya. Dan tentunya supaya negara lebih maju dan aman," kata Murodin yang sebagian penghasilannya untuk membiayai adiknya kelas 3 SMA di Palembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com