Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JAFF Angkat Semangat Dan Identitas Kedaerahan

Kompas.com - 06/08/2009, 16:43 WIB

Yogyakarta, Kompas - Mengusung tema ”Homeland”, Jogja-Netpac Asian Film Festival 2009 mencoba mengangkat semangat dan identitas kedaerahan. Potensi dan permasalahan kultur lokal tersebut tersaji dalam belasan film yang diputar 4-8 Agustus di Yogyakarta.

Tahun ini, festival film tahunan yang telah memasuki tahun keempat ini dibuka Selasa (4/8) malam dengan film Merantau yang disutradarai Gareth Evans dan diproduseri Ario Sagantara. Film bergenre action ini mengisahkan perantauan berujung maut seorang pemuda ahli silat Harimau dari sebuah desa di Minangkabau, Sumatera Barat.

Saat menjalankan adat yang berlaku di kampung halamannya, Yuda, tokoh utama dalam film Merantau, meninggalkan desanya menuju Jakarta. Dalam film yang juga dibintangi pemain film senior Kristin Hakim tersebut tersirat bahwa kegagalan dalam perantauan merupakan sebuah aib bagi keluarga Minangkabau.

Direktur Festival Budi Irawanto mengemukakan, tema homeland (Tanah Air) ini dipilih berdasarkan keprihatinan akan semakin kaburnya makna Tanah Air di tengah proses globalisasi ini. Teknologi yang kian canggih membuat batas ruang dan jarak semakin hilang. Orang pun semakin sulit mengenali asal-usul dan identitasnya.

Pemilihan tema dimaksudkan agar para penonton Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) yang sebagian besar terdiri atas generasi muda bisa lebih memahami makna Tanah Air dan kampung halaman. ”Semoga dengan film-film ini terbentuk gagasan tentang identitas kampung halaman, dalam hal ini Asia,” ujarnya. Nasionalisme

Presiden Festival Garin Nugroho menuturkan, tema JAFF juga bisa lebih mengasah nasionalisme. Pemilihan tema ini juga merupakan kritik terhadap pemerintah yang tidak memberi dukungan maksimal kepada dunia perfilman Indonesia.

Menurut sutradara yang telah meraih berbagai penghargaan itu, pemerintah hanya mendukung pembentukan peta film yang mereka inginkan, namun tidak pada peta sinema Indonesia yang pluralis.

Tema pluralisme ini salah satunya diusung dalam film peserta kompetisi berjudul Cin(t)a. Film yang diputar pada hari kedua festival itu bercerita tentang kisah cinta antara pemuda beretnis China dan gadis pribumi Annisa. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com