Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Gugatan Pilpres, KPU Siapkan Bukti

Kompas.com - 28/07/2009, 17:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyiapkan berbagai bukti untuk menghadapi gugatan Pemilu Presiden 2009 yang diajukan kubu pasangan calon Mega-Prabowo dan kubu pasangan JK-Wiranto di Mahkamah Konstitusi (MK). Anggota KPU Andi Nurpati mengatakan, pihaknya telah menyimpan salinan surat rekomendasi Panwas yang digunakan KPU untuk merevisi daftar pemilih tetap (DPT) pada 6 Juli 2009. "Iya dong kami simpan salinan rekomendasi Panwas, termasuk surat dari KPU kabupaten," kata Andi, ketika ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (28/7).

Diketahui, KPU melakukan revisi DPT dua hari sebelum pemungutan suara melalui SK 356 tentang revisi DPT. Hal ini menimbulkan pertanyaan dari kubu JK-Wiranto dan Mega-Prabowo yang menilai banyak kejanggalan dalam DPT pilpres. Dua pasangan ini lantas melaporkan sengketa pilpres ini ke MK, di mana kubu JK-Wiranto melaporkan ke MK pada Senin (27/7) dan kubu Mega-Prabowo menyambangi MK pagi tadi.

Selain itu, kata Andi, sebagai bukti KPU juga mengamankan semua dokumen terkait pilpres, terutama surat suara, formulir-formulir hasil rekap di tempat pemungutan suara (TPS) atau formulir C1, dan rekap suara secara berjenjang.

KPU juga menyiapkan data DPT, baik hard copy maupun soft copy di tiap daerah. "Data DPT ini dikumpulkan di tingkat provinsi," ujarnya.

KPU juga membentuk tim hukum yang beranggotakan KPUD, baik ketua, wakil, maupun anggotanya. "Mereka (KPUD) sebelum menjadi anggota KPU adalah pengacara. Kami manfaatkan SDM internal," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presiden Dipilih MPR, Gerindra: Rakyat Capek atau 'Happy' dengan Gaya Sekarang?

Soal Presiden Dipilih MPR, Gerindra: Rakyat Capek atau "Happy" dengan Gaya Sekarang?

Nasional
Ditopang Produksi Domestik, Produksi Minyak Pertamina 2023 Meningkat 8 Persen

Ditopang Produksi Domestik, Produksi Minyak Pertamina 2023 Meningkat 8 Persen

Nasional
Persiapan dan Penyesuaian Doktrin TNI AU yang Adaptif Seiring Modernisasi Alutsista

Persiapan dan Penyesuaian Doktrin TNI AU yang Adaptif Seiring Modernisasi Alutsista

Nasional
Fahri Hamzah: Kalau Presiden Dipilih MPR, Pilpres Harus Berbasis 'Electoral College' Seperti di AS

Fahri Hamzah: Kalau Presiden Dipilih MPR, Pilpres Harus Berbasis "Electoral College" Seperti di AS

Nasional
PSI Serahkan Kasus Narkoba Ketua DPD Batam ke Polisi

PSI Serahkan Kasus Narkoba Ketua DPD Batam ke Polisi

Nasional
Relawan Dorong Anies Dipasangkan dengan Andika di Pilkada DKI Jakarta

Relawan Dorong Anies Dipasangkan dengan Andika di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Prabowo Apresiasi Turkiye soal Komitmen Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Apresiasi Turkiye soal Komitmen Kerja Sama Pertahanan

Nasional
PSI: Tak Ada Urgensi untuk Amendemen UUD 1945

PSI: Tak Ada Urgensi untuk Amendemen UUD 1945

Nasional
MK Minta Pemilu Ulang di TPS Perusahaan Perkebunan di Riau karena Jumlah Buruh Janggal

MK Minta Pemilu Ulang di TPS Perusahaan Perkebunan di Riau karena Jumlah Buruh Janggal

Nasional
Publik Marah soal Tapera, Basuki: Saya Menyesal, Enggak Nyangka

Publik Marah soal Tapera, Basuki: Saya Menyesal, Enggak Nyangka

Nasional
Soal Motif Penguntitan Jampidsus, Kejagung: Tanyakan ke Polri, Siapa di Belakangnya

Soal Motif Penguntitan Jampidsus, Kejagung: Tanyakan ke Polri, Siapa di Belakangnya

Nasional
KPU Mulai Simulasi E-Coklit untuk Pilkada 2024

KPU Mulai Simulasi E-Coklit untuk Pilkada 2024

Nasional
Gus Yahya Larang Anggota Pakai Identitas NU untuk Kampanye Pilkada

Gus Yahya Larang Anggota Pakai Identitas NU untuk Kampanye Pilkada

Nasional
Respons Bamsoet, Fahri Hamzah Sebut Pembenahan Sistem Politik Tak Bisa Tambal Sulam

Respons Bamsoet, Fahri Hamzah Sebut Pembenahan Sistem Politik Tak Bisa Tambal Sulam

Nasional
Indonesia Dikalahkan Irak, Erick Thohir: Masih Ada Peluang

Indonesia Dikalahkan Irak, Erick Thohir: Masih Ada Peluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com