Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan: Tidak Usah Cari Kambing Hitam

Kompas.com - 09/07/2009, 22:22 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Sultan Hamengku Buwono X, mengingatkan jajaran Partai Golkar untuk tidak mencari kambing hitam atas kekalahan calon presiden yang diusung Partai Golkar, Jusuf Kalla, pada Pilpres 8 Juli 2009. Sultan juga mengingatkan elite Partai Golkar harus tetap kompak dan tidak saling sikut sendiri agar tidak merugikan rakyat.

"Kalau memang kalah, ya kalah. Enggak usah cari kambing hitam," ungkap Sultan saat ditanya wartawan tentang munculnya isu mengganti Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla karena kekalahan telak dalam Pemilu Presiden 2009, Kamis (9/7) di Yogyakarta. Menurut Sultan, jika terjadi saling sikut di internal organisasi partai, ujung-ujungnya adalah untuk kekuasaan saja.

"Karena itu, justru ini akan merugikan rakyat. Ya memang pilihan masyarakatnya ke SBY, faktanya kan itu, ya sudah," ucapnya.

Jika saat ini sudah muncul isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk mengganti JK, menurut Sultan, bertujuan mendelegitimasi Partai Golkar untuk kepentingan-kepentingan kekuasaan saja di Golkar. "Kalau saya tidak setuju dengan cara begitu," ungkapnya.

Sultan menilai masih terlalu dini untuk mengatakan, salah satu pasangan capres-cawapres sudah menang. Sebab, penghitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai. Keputusan akhir penghitungan tetap berada di KPU.

Lebih lanjut, Sultan mengatakan, dalam negara demokrasi, kekalahan dalam pilpres adalah wajar. Karena itu, Partai Golkar tidak masalah jika nanti memutuskan menjadi partai oposisi setelah kalah dalam pemilihan legislatif dan pilpres. Pilihan oposisi tetap baik dan pilihan terhormat. Namun, Sultan menyerahkan sepenuhnya pilihan sikap Partai Golkar ke depan kepada pengurus partai Golkar. "Kalaupun jadi oposisi tidak masalah, wong ini demokrasi," katanya.

Menurut Sultan, faktor utama kekalahan pasangan JK-Wiranto bukan akibat partai. Sebab, pilpres berbeda dengan pileg. Dalam pileg, peran partai sangat besar. "Partai ini kan sebetulnya bukan faktor utama. Rata-rata capres punya tim sukses sendiri, pada waktu aktivitas kampanye kan tidak pakai seragam partai karena ini bukan pileg," katanya.

Figur capres juga menentukan pilihan masyarakat. Menurut Sultan, kampanye yang dilakukan pasangan JK-Wiranto sebenarya sudah berjalan dengan baik. "Ya memang pilihan masyarakatnya ke SBY, faktanya kan itu," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com