Pesawat yang dipiloti Alexander Yonatan Darcy asal Jerman itu berangkat dengan mulus dari Bandara Sentani, Jayapura. Di dalam pesawat terdapat 25 penumpang dewasa, 1 anak-anak, dan 3 anak balita.
Sesampai di Tanah Merah, pesawat tersebut mendarat dengan mulus.
Namun, saat bermanuver untuk parkir, pesawat seperti kehilangan kontrol kemudi. Kejadian ini membuat sayap kanan pesawat membentur tanah timbunan (urukan) bekas pekerjaan buldoser sehingga baling-baling terlepas di luar landasan. Badan pesawat hingga sore kemarin masih berada di luar landasan parkir bandara.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Ajun Komisaris Besar Nurhabri membenarkan adanya kecelakaan ini. Ia menjelaskan, kecelakaan terjadi karena pesawat tak bisa dikendalikan saat akan parkir.
Setelah mendarat, pesawat tersebut menuju tempat parkir di depan bandara. Sebelum mendekati belokan, pesawat mengalami perputaran dan tidak bisa dibelokkan ke arah kiri sehingga keluar dari jalur sebelah kanan landasan sejauh 40 meter.
Para penumpang pesawat panik dan berhamburan keluar dari pesawat saat pintu dibuka. Sementara itu, kru beristirahat di penginapan Mandiri di Tanah Merah.
Pesawat Express Air de-
As roda pesawat bernomor badan PK-TXL itu patah dan baling- baling sayap kirinya rusak. Sejumlah 32 penumpang dan 4 kru selamat. Kecelakaan ini menyebabkan jadwal penerbangan di Fakfak terganggu karena badan pesawat berada di landasan sehingga bandara tidak bisa didarati pesawat lain.