Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspedisi Marunda, Merefleksi Sejarah Pesisir Utara Jakarta

Kompas.com - 01/06/2009, 12:36 WIB

KOMPAS.com — Refleksi sejarah Jakarta, menengok kembali kebesaran Jakarta ketika masih bernama Batavia, menyusur kembali kawasan pesisir utara Jakarta menjadi tema acara Ekspedisi Marunda IV. Momen HUT ke-482 Jakarta tahun ini memang akan diisi oleh banyak kegiatan terkait sejarah Jakarta. Sebuah acara yang diharapkan makin menyedot warga untuk mengenal sejarah kotanya.

Ekspedisi Marunda IV yang digagas Komunitas Historia akan menilik Sunda Kelapa, Museum Bahari, Masjid Kampung Bandan, Stasiun Tanjung Priok, Masjid Marunda beserta rumah Si Pitung, dan Gereja Tugu pada 7 Juni ini. Karena lokasi yang berjauhan, maka khusus edisi ini, peserta akan diangkut dengan bus. Biasanya, penjelajah kota tua berputar di  kawasan yang tak terlalu jauh sehingga bisa dicapai dengan berjalan kaki atau naik sepeda ontel.

Ketua Komunitas Historia Asep Kambali menjelaskan, ekspedisi sejenis sudah digelar sejak tahun 2005. Tujuannya tak lain lebih mengenal kawasan di pesisir utara Jakarta. "Kami pernah punya tema Kampung Tugu, sekarang kami bikin tema Pesisir Utara Jakarta. Kenapa? Karena ini momen yang tepat, momen ulang tahun Jakarta. Di mana kita pantas melakukan refleksi sejarah, khususnya di kawasan yang menjadi awal Jakarta," paparnya.

Dengan menyisir jejak sejarah di pesisir utara Jakarta, lanjutnya, diharapkan peserta bisa mendapat masukan yang lebih dalam tentang sejarah Jakarta. "Dari segala aspek, sosiologis, arkeologis, sejarah, misalnya," tandas jebolan Fakultas Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

Daerah pesisir di masa lampau punya citra yang jauh lebih baik dibandingkan sekarang. Jika di masa lalu kawasan pesisir selalu berjaya, dipenuhi orang-orang terpelajar, berpunya, jaringan komunikasi luas, maka kini yang namanya kawasan kehidupan di kawasan pesisir dinilai sebagai kawasan yang kumuh, terbelakang, dan penuh dengan rakyat miskin.

Peradaban tinggi yang dulu dimulai dari pesisir tentu disebabkan oleh karena kapal dan laut merupakan satu-satunya jalur yang digunakan untuk perdagangan, perjalanan antarpulau, negara, bahkan antarbenua. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan beragamnya alat transportasi, maka kemegahan pesisir lambat laun pudar.

Di rumah jawara Betawi, Si Pitoeng, di Marunda, peserta bisa foto-foto, mendengar  kisah sang jawara sambil makan seafood. Bangunan ini konon adalah tempat tinggal Pitoeng. Rumah ini berupa rumah panggung berdinding kayu hati dengan lantai yang terbuat dari bambu. Tempat-tempat bersejarah di pesisir utara Jakarta sering kali terabaikan karena posisi yang tidak strategis dan akses yang lumayan sulit. Gereja Tugu di Kampung Tugu dan Marunda (termasuk rumah Si Pitung) merupakan tempat-tempat yang sulit digapai dan cukup jauh. Truk kontainer, kawasan yang tak bersahabat juga menjadi kendala para pelancong menuju ke sini. Penguasa wilayah Jakarta Utara tampaknya perlu mulai memikirkan perkara akses, keamanan, dan kenyamanan menuju tempat yang bisa jadi wisata unggulan mereka ini.

Buat yang ingin ikut ekspedisi ini, silakan saja menghubungi Komunitas Historia di 0818.08073636

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com