Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasembada Pangan Tidak Tergantung Beras

Kompas.com - 01/06/2009, 08:15 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Swasembada pangan tidak hanya tergantung pada beras, tetapi lebih kepada bagaimana pemerintah dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

"Pemkab Sleman menganut kebijakan swasembada pangan tidak hanya beras, tetapi kebutuhan pangan masyarakat yang lain juga harus terpenuhi," kata Kabag Humas Setda Kabupaten Sleman Endah Sriwidiastuti di Yogyakarta, Senin (1/6).
       
Ia mengatakan, swasembada pangan berbeda dengan swasembada beras. Di Sleman, konsepnya sederhana. Untuk menciptakan kemakmuran daerah, harus mampu swasembada pangan. Kebutuhan pangan masyarakat tidak hanya beras, tetapi juga butuh yang lain, seperti kedelai, jagung, dan protein.
       
"Jika dikerucutkan, kebutuhan pangan manusia hanya dua aspek, yakni karbohidrat dan  protein. Kebutuhan pangan yang lain adalah suplemen," katanya.
       
Menurut dia, kedua aspek tersebut merupakan energi untuk manusia sehingga bicara kebutuhan pangan sebenarnya bicara soal kebutuhan energi. "Berkaitan dengan itu, pengembangan ketahanan pangan di Sleman diorientasikan pada bagaimana kemampuan Pemkab Sleman mengembangkan energi yang dibutuhkan masyarakat," katanya.
      
Ia mengatakan, yang dikembangkan tidak hanya komoditas padi, tetapi juga diversifikasi tanaman lain dan pengembangan berbagai sumber protein hewani. "Hasilnya, swasembada pangan masyarakat Sleman terpenuhi, bahkan surplus, baik beras maupun sumber protein hewani, seperti  telur, ayam potong, susu, ikan, dan daging hewan besar (sapi, kambing, dan domba)," katanya.
       
Ia mengatakan, saat ini Pemkab Sleman hanya kekurangan komoditas kedelai dan jagung sehingga harus didatangkan dari daerah lain. "Namun, kekurangan tersebut dapat dihitung konversi energinya dengan bahan pangan yang lain," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com