Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus H5N1 dan H1N1 Bergabung, Ganaskah?

Kompas.com - 28/04/2009, 12:26 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus influenza H1N1 (flu babi) dan H5N1 (flu burung) yang termasuk tipe A bila bergabung disinyalir dapat menghasilkan jenis virus yang lebih ganas. Tetapi menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, gabungan kedua virus itu butuh waktu puluhan tahun untuk dapat terinfeksi ke tubuh manusia atau hewan secara alami.

 

"Kalau virus influenza H5N1 dan H1N1 itu bertemu dan menjadi virus flu yang lebih ganas itu membutuhkan waktu yang sangat lama, bisa puluhan tahun," ujar Menkes dalam siaran persnya di Gedung Depkes, Kuningan, Jakarta, Selasa ( 28/4 ).

 

Dikatakan Menkes, bahkan virus influenza tipe A itu tidak serta merta dapat bersatu membentuk virus flu jenis baru. Itu pun tidak bisa terjadi secara alami. "Kalau kedua virus ini dicampurkan di laboratorium maka baru bisa secara instan dibentuk virus flu baru," katanya.

 

Menkes mengatakan virus H5N1 (flu burung) lebih ganas daripada H1N1 (flu babi). Pasalnya, tingkat prosentase virus H1N1 menyebabkan 6 persen kematian dan H5N1 menyebabkan 80 persen kematian.

 

"Yang perlu kita waspadai itu virus H5N1 daripada flu babi, karena musim kita tropis dan virus H1N1 ini tak bisa hidup di iklim tropis," katanya.

 

Tetapi saat ditanyakan kasus kematian flu babi paling banyak di Meksiko yang juga memiliki daerah tropis, Menkes menjawab, "Saya tidak tahu kalau H1N1 bisa di musim tropis, di Meksiko ada bagian subtropis dan tropis, dan mungkin daerah subtropis yang kena."

 

Menanggapi kasus flu babi di Meksiko yang menjangkiti sekitar 1455 orang, Menkes belum bisa memberi kepastian apakah negara kita juga dapat terserang seperti Meksiko yang juga memiliki iklim tropis.

 

Masyarakat kita, dituturkan Menkes, harus waspada terhadap gejala klinis virus influenza seperti demam, batuk pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, sesak napas disertai mual, muntah dan diare. "Kalau ada yang menderita flu, pakai masker, jangan orang yang tak terkena yang pakai masker," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com