Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kartini? Ya Lomba Masak

Kompas.com - 16/04/2009, 16:52 WIB

LAMONGAN, KOMPAS.com — Dari dulu sampai sekarang sepertinya tak pernah berubah cara orang merayakan Hari Kartini. Kegiatan yang digelar ya sekadar lomba memasak, mengenakan pakaian tradisional, lomba rias, dan berbagai keterampilan wanita lainnya.

Di Lamongan, misalnya, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) menggelar lomba memasak dengan bahan dasar mi instan, merangkai bunga, dan miru (melipat kain). Ketua Panitia Yamah Mustofa Nur mengatakan, lomba diikuti 96 peserta dari berbagai organisasi wanita, seperti Dharma Wanita Persatuan (DWP), PKK serta anggota GOW, Persit Kartika Candra Kirana, Bhayangkari, Dharma Karini, Aisyiyah, dan Muslimat. Lomba kreasi masakan berbahan dasar mi instan diikuti 30 peserta. Lomba merangkai bunga 29 peserta dan miru jarit 37 peserta.

Ketua Dewan Penasihat GOW Lamongan Endang Rijanti Masfuk menyayangkan wanita yang karena kesibukan pekerjaan melupakan kodratnya. Menurut dia, meskipun seorang wanita sudah memiliki jabatan atau posisi pekerjaan yang tinggi, mestinya jangan sampai lupakan tugas utama sebagai isteri dan ibu dalam rumah tangga.

"Ibu Kartinilah yang telah membebaskan perempuan Indonesia dari kegelapan dan keterjajahan. Namun, kemandirian ini jangan sampai membuat wanita melupakan kodratnya," tuturnya.

Endang sangat mengapresiasi lomba miru jarit. Lomba miru jarit itu akan sangat bermanfaat bagi yang muda-muda. Sebagai wanita Indonesia, tentunya akan terlihat lebih cantik dan anggun ketika mengenakan jarit.

Di Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, sebagai wujud penghormatan jasa kepada pejuang kemerdekaan Ibu Kartini, sekaligus sebagai upaya mengingatkan peran perempuan dalam rumah tangga digelar lomba Mars PKK dan Mars Dharma Wanita Persatuan. Lomba itu diikuti sekitar 30 kelompok peserta, 21 peserta dari PKK, dan 9 peserta dari unsur pelaksana DWP. Masing-masing kelompok berjumlah 13 orang terdiri dari ketua PKK desa/kelurahan dan anggota.

Ketua PKK Kecamatan Kebomas Ny Sabariyanto menjelaskan, pelaksanaan lomba Mars bertujuan mengingatkan kembali peran perempuan dalam rumah tangga. Biasanya kalau syair itu dihafalkan kemungkinan sulit diterima, tetapi kalau dilagukan akan mudah diingat dan dipahami, sekaligus membudayakan agar mars/lagu dikenal sampai tingkat bawah.

"Kami berharap syair yang terkandung itu bisa diapresiasikan dalam rumah tangga masing-masing," katanya.

Pada lomba perdana kali ini, Kelurahan Ngargosari menjadi juara I disusul juara II dari Desa Randuagung dan juara III dari SMP Negeri 1 Kebomas. Juara harapan I dari Kelurahan Singosari, harapan II SMP Negeri 2 Kebomas, dan harapan II SMA Negeri 1 Kebomas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com